Lihat ke Halaman Asli

Video Mesum dan Kerusakan Otak

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PAGI tadi saya membaca berita hasil penelitian  salah satu pakar neurologi yang menyimpulkan tayangan video porno dapat merusak otak. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/neurology/2285574-antaranews-com/. Sore tadi saya saksikan sebuah tayangan berita heboh di sebuah channel televise swasta tentang video mesum yang diduga melibatkan politisi ternama negeri ini.  Ada apa ini?

Tayangan porno tak ada habis-habisnya diperbincangkan. Timbul tenggelam seperti ikan berenang. Kini publik kembali dikejutkan berita peredaran foto dan video syur di internet yang diduga melibatkan pasangan politisi mesum.   Beruntung situs penayang aksi tak bermoral itu kabarnya sudah diblokir sehingga sumber penyakit itu tak merebak terlalu jauh.

Kenapa saya katakana sumber penyakit. Ya, karena jika video porno ini tersebar luas dan bebas diakses masyarakat, tentu menimbulkan ekses yang serius.  Apalagi jika dugaan keterlibatan tokoh penting (wakil rakyat) itu benar, maka dampak penyakit yang ditimbulkan bisa berlipat-lipat.

Tayangan porno di satu sisi ditentang dan dihebohkan karena dianggap tabu dan melanggar norma. Tetapi faktanya, secara diam-diam maupun terang-terangan, banyak yang menontonnya.  Sebagian ada  yang kecanduan, atau sekadar iseng untuk menumpahkan rasa penasaran.

Rasa penasaran dan kecenderungan menonton video porno saja sudah tergolong penyakit mental, apalagi jika benar-benar menontonnya, kemudian menyiarkannya kesana-kemari untuk menambah kehebohan.  Meskipun pakar telematika, Roy Suryo belum berani memastikan dua orang yang berperan dalam foto dan video porno adalah anggota DPR, namun masyarakat telanjur menerima kesimpulan bahwa pelakunya adalah mister dan nona “X .

Bantah-membantah sudah biasa terjadi dalam perkara semacam itu. Ungkapan klise “mana ada maling ngaku”  tampaknya masih diamini publik.  Para pelaku kejahatan umumnya tak mau mengaku salah jika tidak kepepet. Selalu berkilah dan memutar alibi.

Tapi yang menjadi fokus tulisan ini bukan itu, melainkan peringatan penting sebagaimana saya catat pada paragraph awal, bahwa menonton video porno itu berbahaya bagi otak kita. Kesimpulan ini tidak mengada-ada, tetapi  merupakan hasil temuan neurologis Gert Holstege dari University of Groningen Medical Center Belanda, sebagaimana dilaporkan  situs LiveScience. Menurut Holstege, menyaksikan tayangan porno berakibat buruk, yakni tidak berfungsinya bagian otak yang memproses rangsangan visual.
Ini merupakan alarm penting bagi kita agar tidak gegabah dan hanyut dalam pusaran tayangan porno yang mungkin akan terus disuguhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline