Lihat ke Halaman Asli

"B'tu...B'tu..B'tu..B'tu...B'tu..." (Upin dan Ipin : Duta Damai dari Malaysia)

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

B'tu... B'tu....B'tu....B'tu...B'tu...........

"Ada sesuatu yang mengganggu ketenteraman Kampung Durian Runtuh. Penduduk kampung menyebarkan cerita tentang kewujudan suatu makhluk yang mengerikan di malam hari, namun tiada yang berani mencari kebenaran dibaliknya. Badrol dan Lim, serta rekan-rekan baru mereka terjerumus ke dalam misteri tersebut tanpa sengaja. Seekor hewan aneh yang tidak diketahui asalnya, menjalin persahabatan dengan Rajoo dan membawa mereka semua ke suatu pengembaraan, jauh ke dalam hutan yang penuh dengan kehidupan liar, termasuk seekor ular gergasi yang mistik."

Demikian Sinopsis versi layar-lebar film animasi tiga dimensi "Upin dan Ipin" yang berjudul "GENG - Pengembara Bermula." yang sabtu ini (05 September 2009) akan mulai diputar di sini.
Kedua anak saya sudah terlanjur "CINTA BERAT" pada sepasang kembar Yatim Piatu dari negeri Jiran ini, sejak awal Agustus mereka telah melakukan "teror" untuk minta ditemani nonton di hari pertama penayangannya di Bioskop.
Sungguh mereka tak sedikitpun merasa risih dengan "Hingar-Bingar" perseteruan yang terjadi antara Indonesia-Malaysia belakangan ini.
Upin, Ipin, kak Ros, Mail, dan tokoh-tokoh lainnya,  sudah terlanjur akrab dengan mereka, lewat tayangan DVD dan belakangan rutin disiarkan TPI.

Ada pertanyaan yang menggelitik dari anak-anak saya, "koq.. Upin dan Ipin ngomongnya mirip sama Laskar Pelangi, padahal mereka kan dari negara lain ???"
Dengan sekenanya saya menjawab bahwa antara "Upin dan Ipin" dan "Laskar Pelangi" itu "Bersaudara," jadi ngomongnya hampir mirip.

Melihat begitu derasnya pertarungan opini yang terjadi akhir-akhir ini, sepertinya kehadiran "Duta Perdamaiani" semacam "Upin dan Ipin" dan "Laskar Pelangi" adalah jawaban dari semuanya.
Sebagai Tetangga tentu kita punya masalah, dan setiap masalah harus dicarikan jalan keluar yang paling menguntungkan.
Bukan menguntungkan dalam pengertian "Ekonomi," tetapi lebih dari itu keuntungan yang lebih tinggi, yaitu kehidupan yang indah untuk "Generasi mendatang" di kedua belah fihak.
Setidaknya, menceritakan hal-hal yang baik-baik dari "Upin dan Ipin" kepada anak-anak Indonesia, dan kegemilangan "Laskar Pelangi" kepada anak-anak Malaysia, adalah jembatan emas menuju peradaban masa depan yang bermartabat bagi kedua belah fihak.

Sungguh hal yang lebih bijaksan ketika masing-masing melakukan "Penjinakan" terhadap emosi-emosi yang bergejolak di dalam dada, demi "ANAK-ANAK" yang merupakan pemilik sah "masa Depan."       Meski "SE-KELAM" apapun masalalu yang pernah terjadi.

Sekali lagi di Ramadhan ini mari kita merenung, bahwa batas "NEGARA" tak perlu membelenggu kita untuk terus meningkatkan kualitas peradaban, tak hanya antara Malaysia dan Indonesia, tapi lebih dari itu Peradaban Dunia baru yang memberikan Rahmat bagi Semesta Alam.
Tak boleh berhenti di patok-patok sempit yang dibikinkan "PENJAJAH" untuk kita.

B'tu ... B'tu....B'tu....B'tu....B'tu.......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline