Lihat ke Halaman Asli

Nurjanah

Pelajar

Peristiwa Sejarah di Kampung Seroja, Kelurahan Karangkidul, Kota Semarang, Jawa Tengah

Diperbarui: 13 Oktober 2024   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Kota Semarang yang akrab disebut dengan julukan Kota Atlas memiliki banyak sejarah yang terukir di tanahnya, banyak peristiwa sejarah yang sudah terjadi dan tersebar luas di seluruh penjuru Kota Semarang. Salah satu wilayah tengah kota yang pernah terlibat dalam peristiwa penjajahan Belanda dimasa lalu adalah wilayah Kelurahan Karangkidul atau Kampung Seroja yang terletak ditengah Kota Semarang, nama Seroja berarti melambangkan bahwa tempat ini memiliki daya tarik tersendiri yang dapat menarik mata penduduknya. 

 

  Wilayah Kelurahan Karangkidul sendiri memiliki luas keseluruhan sekitar 0.83km². Daerah Kelurahan Karangkidul dibagi menjadi beberapa wilayah seperti Jl. Seroja Barat, Seroja Timur, Seroja Selatan, Seroja 1, Seroja 2, Seroja 3, Seroja 4 Seroja 5, Seroja 6, Jl. Karangsari 1, Karangsari 2 , Karangsari 3, Jl. Ciptakarya, dan yang terakhir adalah Jl. Trengguli. 

    Pada hari Senin, 9 September 2024 saya melakukan sebuah wawancara dengan narasumber seorang Ibu Rumah Tangga yang bernama Ibu Mun, yang merupakan cucu dari pasukan rakyat Semarang yang saat itu ikut serta berjuang dalam pengusiran Belanda dari Indonesia (tanah Semarang). Saat wawancara saya memulai dengan sebuah pertanyaan "Jadi bu karena Ibu adalah cucu dari seorang pejuang, bisa kah Ibu menceritakan apakah dahulu lingkungan ini juga menjadi tempat dimana peperangan menyebar?" "Sudah pasti, dahulu tempat ini digunakan oleh sebagian kecil tentara Belanda untuk bersembunyi dan membuat barak kecil saat melawan Pribumi, mengapa disini? karena tempat ini sebelum Indonesia merdeka jarang dilewati Pribumi maupun londo, jadi mereka menggunakan kesempatan itu sebagai peluang untuk mundur sejenak saat Pribumi mulai memberontak. Bahkan yang menemukan barak sementara para tentara ya pasukan yang anggotanya ada kakeknya Ibu, begitu ceritanya nduk." Ujar Ibu Mun. 

     Selanjutnya seminggu setelah wawancara bersama Ibu Mun, tepat pada hari Selasa, 17 September 2024 saya melanjutkan wawancara dengan narasumber seorang Ibu Rumah Tangga juga yang bernama Ibu Sukarni dimana narasumber kita kali ini sudah sejak 3 generasi diatasnya sudah menetap di lingkungan ini. Wawancara dengan Ibu Sukarni saya memulai dengan menyodorkan sebuah pertanyaan "Jadi apakah betul bahwa Seroja ini dulunya digunakan tentara untuk bersembunyi dan membuat barak sementara?" "Wah betul nduk, keren kamu bisa tau itu, sekarang banyak remaja seperti kamu ini yang tak mau tau tentang sejarah dan lingkungannya. Jadi yang kamu sampaikan itu benar, dulu sekitar tahun 1945 kan terjadi perang di Semarang ya, nah dulu Pribumi sini kuat-kuat mereka ndak takut apapun diancam mau ditabrak tank Belanda pun mereka ga gentar, pejuang jaman dulu ndak peduli mau mati atau hidup yang penting mereka tidak terusir dari tanah kelahiran mereka. Semangat pribumi itulah yang membuat banyak Londo Tentara mundur, bahkan pada hari ke-3 saat Pertempuran 5 Hari di Semarang berlangsung, banyak Londo Tentara menyebar di seluruh pojok kota Semarang, termasuk tempat ini yang digunakan oleh Londo Tentara untuk membuat barak kecil biar mereka jikalau ada keadaan darurat mereka bisa  menangani dengan cepat disini. Nah setelah para Londo terusir, daerah ini mulai beralih fungsi menjadi cabang tempat perdagangan ya sekitar tahun 1947-1953an. Awal mulanya daerah ini didatangi oleh pemilik dari pabrik Javasche Bosch Exploitatie untuk melihat dan menemui seorang pembeli produknya, disitulah mulai banyak pedagang Belanda maupun Pribumi yang datang untuk melakukan jual beli disini. Semakin banyak pedagang dan pembeli yang datang akhirnya Seroja menjadi tempat pamukiman, dan nomor rumah disini itu tergantung bangunan mana yang tanahnya paling awal digunakan" Ujar Ibu Sukarni. 

SC: Foto Pabrik dari Javasche Bosch Exploitatie, sumber dok: pinterest

Editor: Nurjanah/26

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline