Lihat ke Halaman Asli

Sudut Pandang Orang Awam Terhadap: Petani

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam buku karangan A.T Mosher yang berjudul menggerakkan dan membangun pertanian, buku ini adalah buku terbitan tahun 70-an, sehingga sudah banyak dianggap sebagai buku kolot yang sudah tidak relevan dengan kenyataan pertanian era kini (meski kondisi pertanian pedesaan di banyak wilayah Indonesia masih dapat menggunakan buku ini sebagai litaratur berbagai fihak yang berkepentingan hingga saat ini).

Ada 2 peranan yang dapat dilakukan oleh petani yakni, yang pertama petani sebagai juru tani atau lebih dikenal sebagai buruh tani, dengan peran ini petani hanya melakukan berbagai aktivitas pekerjaan dengan menggunakan tangan, otot dan mata sehingga siklus kerjanya bisa dikatakan statis.

Peran yang kedua adalah sebagai pengelola, dengan kondisi ini petani menambah aktivitasnya dengan otak dalam artian, petani berfikir jauh untuk bagaimana mengambil suatu keputusan terhadap tanaman yang di tanamnya.

Menurut saya dalam menjalankan kedua peranan diatas, petani dapat bekerja keras dan juga cerdas, dikarenakan mereka menggunakan hati dalam setiap aktivitas taninya. Banyak orang yang berfikiran petani hanya mengandalkan fisik saja, namun menurut saya sebagai orang yang sangat awam dalam dunia pertanian dan mau belajar tentang sosok petani ini, dalam setiap pengambilan keputusan, nurani para petani bekerja.

Saya ambil contoh saja para petani padi, kebanyakan petani padi memilih menanam padi bukan berorientasi pada pendapatan hasil pertanian, namun mereka bertujuan menanam padi karena ingin menyediakan makanan pokok bagi orang banyak, hal tersebut sudah di doktrin oleh para sesepuh mereka sejak dulu, maka ada istilah, “tong mikiran hayang beunghar pedah melak pare mah, nu penting mah maneh bisa nyadiakeun deungeun sangu keur batur loba” (jangan berfikir kaya dari menanam padi, yang penting kamu bisa menyediakan nasi untuk orang banyak), pernyataan yang terdengar klise di zaman sekarang yang sudah berorientasi pada uang.

Namun hal ini tidak bisa disalahkan dan memang bangsa ini masih butuh orang-orang yang memiliki pemikiran seperti ini, terlepas dari banyak anggapan bahwa bangsa kita sudah di perbudak oleh panganan padi/nasi yang diperkuat oleh istilah belum makan kalau tidak sama nasi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline