Lihat ke Halaman Asli

Nurita Trisna

Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya

Peran Media Sosial sebagai Alat Komunikasi Politik

Diperbarui: 8 Januari 2022   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini publik. Menggalang dukungan melalui media sosial menjadi lebih cepat dalam menyampaikan pesan. Oleh karena itu, media sosial telah menempatkan ruang demokrasi dalam babak baru dari perspektif komunikasi politik. 

Dengan demikian, media sosial sebagai sarana komunikasi memiliki peran dalam membawa orang untuk berpartisipasi aktif dengan berkontribusi dan memberikan umpan balik secara terbuka, baik untuk berbagi informasi maupun untuk merespon secara online dalam waktu yang cepat.

Komunikasi politik di media sosial berjejaring (terutama Twitter, Facebook, Youtube, Instagram, dll) difasilitasi oleh keterkaitan gambar visual, tekstual, dan verbal. Komunikasi politik adalah cara menyampaikan pesan bercirikan politik yang bertujuan untuk mempengaruhi publik. Media sosial hadir sebagai alat komunikasi oleh pemerintah, partai politik, aktivis dan profesional. 

Media sosial menjadi bagian penting bagi partai politik untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang aktivitas politiknya. Media sosial digunakan oleh partai politik untuk kepentingan politik, karena media ini memiliki kekuatan untuk mempengaruhi berbagai khalayak. Karena semakin banyaknya pengguna media sosial di Indonesia, penggunaannya pun semakin meluas, terutama untuk kepentingan politik. 

Dalam proses komunikasi politik di Indonesia, media baru merupakan media masa depan karena murah, cepat, mudah dan cepat untuk berinteraksi langsung dengan komunikator.

Media sosial sebagai media alternatif yang didukung oleh kekuatan teknologi komunikasi, sebenarnya memiliki banyak manfaat untuk meningkatkan pemahaman demokratisasi komunikasi menuju masyarakat. 

Bagi partai politik, menggunakan media sosial dapat membangun komunikasi politik dengan kelompok atau organisasi politik dan pendukungnya. Menurut Matthew A. Baum dan Tim Groelling, pengguna media sosial berpotensi menjadi pemimpin opini baru yang akan mendapatkan pengikutnya sendiri. Oleh karena itu, partai politik membutuhkan media sosial agar kadernya yang duduk sebagai anggota legislatif dapat memberikan informasi kepada publik secara jujur dan transparan.

Pengaplikasian media sosial dalam dunia politik diharapkan dapat memperkaya kualitas dari partisipasi politik masyarakat dan dapat mendukung berkembangnya strategi komunikasi politik yang efisien di era konvergensi media. Pada aspek ini, dapat diketahui bahwa media sosial merupakan representasi modernitas dari demokrasi yang merata. 

Perluasan demokrasi ke arah lebih kecil yaitu skala lokal menunjukkan bahwa kovergensi media membawa perubahan sejak internet mulai digunakan sekitar tahun 1990-an dan media sosial hadir sebagai cara berkomunikasi yang relatif baru bagi aktor politik selama berlangsungnya kampanye politik, maka disitulah masalah sosial juga akan muncul. 

Pengaplikasian media sosial dalam dunia politik diharapkan dapat memperkaya kualitas dari partisipasi politik masyarakat dan dapat mendukung berkembangnya strategi komunikasi politik yang efisien di era konvergensi media.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline