Lihat ke Halaman Asli

Program "Forgot" Peningkatan Keterampilan dalam Pengelolaan Peternakan Kambing di Desa Sukaluyu

Diperbarui: 27 Oktober 2021   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. UPI

Kemiskinan merupakan kondisi deprivasi (kualitas hidup yang rendah) sumber-sumber pemenuhan hidup manusia, seperti sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan. Salah satu cara menekan kemiskinan yang ada di daerah pedesaan adalah dengan program-program pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan ini bisa dilakukan melalui bantuan-bantuan fasilitator dari dinas-dinas pemerintah seperti para pemberdaya (peksos) dengan menjadikan masyarakat sebagai subyek atau pelaku utama dalam perubahan yang diinginkan.

Salah satu potensi yang bisa dikembangkan dan bisa mendatangkan income yang bagus karena keberadaanya yang masih langka adalah pengelolaan peternakan kambing melalui program Forgot (Farming Goat). Program Forgot (Farming Goat) merupakan sebuah program pemberdayaan yang berupaya untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan khususnya di bidang peternakan.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sukaluyu dan menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu, dalam program ini juga akan diajarkan bagaimana cara mengelola peternakan dengan baik dan benar mulai dari perawatan, pembuatan pakan ternak, pengolahan pupuk organik hingga pengembangan usaha ternak.Sektor peternakan masih berperan penting bagi proses pembangunan, terutama di daerah pedesaan. Desa Sukaluyu, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu tempat yang memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desanya. Sektor peternakan kambing merupakan sektor yang bisa diunggulkan di desa tersebut.

Proses Pemberdayaan Program Forgot (Farming Goat) Desa Sukaluyu
1.Pemetaan potensi
Desa Sukaluyu memiliki jumlah penduduk sebesar 5.805, dengan 75.53% usia produktif atau sebesar 5.700 jiwa. Secara geografis luas wilayah Desa Sukaluyu 1.748,20 (ha) atau 17,48 km. Memiliki jumlah ewan ternak kurang lebih 50 kambing.
2.Analisis potensi
Dalam aspek kekuatan, Desa Sukaluyu memiliki SDM yang mau berkembang dan menerima budaya luar, serta memiliki lahan yang luas untuk dijadikan tempat peternakan. Kelemahannya, warga masih buta akan teknologi dan kemajuan yang ada, serta akses sinyal terbatas. Peternakan ini memiliki peluang besar dan bisa dijadikan pendapatan utama. Ancamannya berasal dari perusahaan daun the, karena mereka akan kekurangan SDM jika warganya focus beternak.
3.Penyusunan desain model
Tahapan pertama adalah sosialisasi mengenai pengenalan program Forgot (Farming Goat). Dilanjutkan dengan penyuluhan mengenai pengetahuan pengelolaan peternakan yang baik. Lalu pengorganisasian kelompok peternak. Setalah itu dilakukan pelatihan dan pendampingan. Tahap terakhir yaitu penerapan lanjutan.
4.Sosialisasi dan diseminasi
Sosialisasi dan diseminasi dilakukan dengan cara melakukan studi banding mengenai bagaimana menjalankan sebuah perternakan kambing.
5.Pembentukan kelompok usaha produktif dan kreatif
Pada potret pemberdayaan Forgot ini, kelompok usaha produktif dan kreatif dibentuk setelah proses pemberdayaan dilaksanakan. Tim pemberdaya mengumpulkan masyarakat yang memang memiliki ternak kambing untuk selanjutnya lebih dikembangkan.
6.Penguatan kelembagaan keuangan mikro berbasis kelembagaan koperasi
Berkolaborasi dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM), untuk dapat mendukung dan menunjang modal usaha sekaligus untuk memperbaiki dan memperkuat kelembagaan ekonomi masyarakat Desa Sukaluyu khususnya dalam pengelolaan peternakan kambing.
7.Konsultasi dan pendampingan
Mendapatkan konsultasi dan pendampingan dari pihak-pihak yang berkaitan, seperti pihak pengembangan peternakan, pihak pengembangan perekonomian masyarakat, dan lain sebagainya.
8.Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan yakni dengan cara menggunakan 80% media daring dan 20% melakukan mentoring secara luring, hal ini di lakukan dalam rangka menyesuaikan situasi pandemic.
9.Tindak lanjut dan pengembangan
Tindak lanjut atau eksekusi dari pemberdayaan ini adalah untuk mengembangkan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai peluang peningkatan ekonomi yang dihasilkan dari peternakan kambing.

Adapun saran yang penulis tawarkan pada proses pemberdayaan yang dilakukan di Desa Sukaluyu ini penulis menyarankan agar pemberdayaan ini dilakukan secara konsisten, serius, serta aktif dalam menjalankan pemberdayaan ini. Selain itu penulis juga menyarankan agar pemerintah pada desa Sukaluyu ini agar terus menindak lanjuti dan memantau kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat dalam bidang pertanian.Adapun saran yang penulis tawarkan pada proses pemberdayaan yang dilakukan di Desa Sukaluyu ini penulis menyarankan agar pemberdayaan ini dilakukan secara konsisten, serius, serta aktif dalam menjalankan pemberdayaan ini. Selain itu penulis juga menyarankan agar pemerintah pada desa Sukaluyu ini agar terus menindak lanjuti dan memantau kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat dalam bidang pertanian.

Artikel ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembedayaan Masyarakat yang di ampu oleh dosen pengampu yakni

Bapak Dr. Cik Suabuana, M.Pd.  dan Ibu Mirna Nur Alia A, S.Sos., M.Si. 

Penulisan artikel ini ditulis dan diketik oleh mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang beranggotakan Deanti Aulia Nasri (1909839), Fadia Zahra (1905558), Fajrina Oktaviani (1903759), Nuris Watunnaba (1903496), Raihan Nuralieffullah (1908727), dan Tri Nabila Putri Kamsy (1909677).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline