Fawwaz Alfarizqi adalah nama dari seorang anak yang pintar namanya mengartikan seseorang yang menyukai ilmu pengetahuan nan bijaksana yang membawa rezeki ini adalah nama yang di berikan oleh kedua orang tuanya yang mengharapkan ia tumbuh seperti namanya, ia memiliki saudari perempuan yang sangat manis dia bernama Abidah khairiyah yaitu wanita yang tekun beribadah dan bersifat baik , Farza dan Abidah berbeda 5 tahun,Farza tumbuh dari keluarga yang berkecukupan dan harmonis, seperti namanya Farza adalah anak yang pintar dan haus akan pengetahuan dia bisa berbahasa Inggris dan Mandarin di usia 13 tahun, ayah Farza bernama Muzakki Ishak ia adalah pengusaha batu bara dan memiliki seorang istri yang sangat cantik yaitu Arumi bashyira
Farza dan keluarganya hidup di sebuah Negera bernama Azerkhan , dimana negara itu adalah salah satu negara yang memiliki Sember daya alam yang besar seperti minyak, rempah, batu bara bahkan emas , kesejahteraan di negara Azerkhan sangat tinggi bahkan di sana presentase kemiskinan dan pengangguran sangat sedikit
Muzakki adalah pengusaha batu bara, dan dia sangat dermawan, Muzakki selalu mengajarkan kepada kedua anaknya untuk bertanggung jawab,disiplin dan menjadi berani, sedangkan Arumi selalu mengajarkan untuk selalu rendah hati dan membantu orang
Satu hari buruk yang menjadi awal mula mimpi buruk Farza, karena negara Azerkhan memiliki sumber daya besar dan banyak di Incar oleh berbagai negara maka negaranya dijajah oleh negara lain,ekonomi negara hancur ,krisis dimana mana,kelaparan,bahkan kematian selalu menghantui semua penduduk di sana,saat itu belum ada organisasi tentang perdamaian dunia,jadi yang mereka handal kan adalah pemerintah dan bantuan dari negara lain, keluarga Farzan bangkrut yang menyebabkan mereka mengungsi ke daerah lain, semua orang mengharapkan kedamaian, setiap hari mereka selalu berdoa agar hari esok lebih indah,mereka tidak mau mendengar lagi suara tembakan,teriakan,dan tangis kehilangan,
Farza dan keluarganya pindah ke sebuah kota kecil bernama Turksyria, sering sekali pesawat tempur terbang di atas kota itu,di kota kecil itu ayah farza bekerja di sebuah pabrik terigu dan ibunya bekerja di perkebunan, Farza,adiknya dan anak anak di desa itu tidak bersekolah namun mereka tetap mendapat pendidikan dari para sukarelawan negara lain
Malam hari tiba namun Farza tidak kunjung tidur dia berdiam diri di atap sambil menatap langit bersama ayahnya
"Ayah mengapa Tuhan tidak adil"ucap Farza sambil menatap langit
"Tuhan selalu adil nak,dia memberi cobaan kepada kita tapi di samping itu dia juga memberi pertolongan kepada kita"ucap Muzakki kepada anaknya
"Ayah benar, ayah kapan perang ini berakhir"ucap Farza dengan tatapan sedih
"Ayah pun tidak tahu nak,namun kita jangan pernah berhenti berharap kepada yang di atas, suatu hari nanti kita dapat keluar dengan leluasa dengan ketenangan dan kedamaian"ucap Muzakki penuh harap
Pagi hari telah tiba seperti biasa dia menyiapkan makan untuk saudari perempuannya karena ibunya dan ayahnya harus berangkat pagi, setelah sarapan mereka pergi ke camp sukarelawan untuk belajar di sana