Penulis : Nuris Ersa Fiqliyah El Nurhaida
Selaku Mahasiswa Aktif Prodi PIAUD UIN Sunan Ampel Surabaya
Keyakinan adalah dasar yang kuat bagi setiap orang. Sejak dini anak-anak harus dididik tentang nilai-nilai iman agar mereka tumbuh menjadi individu yang bermoral dan memiliki pegangan hidup yang kuat. Proses membina iman pada anak sejak dini ibarat menyulam benang halus untuk membuat kain yang indah. Semakin cepat benang disulam, maka semakin kuat dan indah kain yang dibuat.
Mengapa Membina Keimanan Sejak Dini Penting ?
Anak-anak dalam usia dini mengalami perkembangan moral dan spiritual yang sangat cepat. Anak-anak sangat cepat mengambil pengetahuan dan prinsip dari lingkungan mereka. Akibatnya menanam nilai-nilai keimanan sejak kecil akan membentuk karakter yang kuat dan teguh. Ada beberapa alasan mengapa pembinaan iman sejak kecil sangat penting :
- Membentuk Pondasi Karakter : Anak-anak akan tumbuh menjadi orang yang baik dengan menjadi jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan peduli terhadap sesama.
- Meningkatkan Kecerdasan Emosional : Anak-anak yang percaya pada diri mereka sendiri cenderung memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, yang memungkinkan mereka untuk mengelola emosi degan baik dan menjalin hubungan sosial yang positif.
- Memberi Rasa Aman dan Ketenangan : Keimanan akan membuat anak merasa aman dan tenang, yang membantu mereka menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.
- Menghindari Pengaruh Buruk : Anak-anak yang memiliki iman yang kuat akan lebih mampu menghadapi pengaruh buruk dari lingkungan mereka, seperti narkoba, pergaulan bebas, dan kekerasan.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan kepada anak usia dini yang bernama Ahmad telah menunjukkan perkembangannya yang signifikan. Ahmad yang berusia 5 tahun sering kali melihat orang tuanya membantu orang lain yang membutuhkan, apalagi ketika melihat pengemis, Ahmad selalu bergegas minta uang ke orang tua untuk diberikan kepada sang pengemis. Ahmad cenderung menirukan perilaku orang tua dan tumbuh menjadi anak yang empati dan suka menolong. Ahmad pada usia tersebut sudah hafal 1/2 juz 30 dengan lancar. Bahkan, Ahmad sangat suka dengan bercerita apalagi tentang cerita Nabi. Sehingga, setiap kali adzan berkumandang, Ahmad selalu berburu-buru dan bergegas langsung untuk pergi berjamaah kemasjid seperti pada tiap harinya Ahmad diajak oleh Ayahnya berjamaah, itupun orang tua nya terkadang ditinggal karena sudah tidak sabar untuk menunggu. Dengan keseringan pergi ke masjid, maka Ahmad sering kali ikut serta dalam kegiatan keagamaan di masjid sampai saja merasa senang dan bahagia karena mendapatkan banyak teman. "Ayah, Ibu, Ahmad punya banyak teman di masjid, mereka pada ikut berjamaah seperti Ahmad" : Ujar Ahmad kepada Orang tua-Nya.
Sehingga, banyak sekali yang mengatakan bahawa keluarga Ahmad adalah contoh keluarga yang berhasil membina iman anak-anak mereka sejak kecil. Ahmad telah diajarkan untuk berdoa sebelum tidur dan setelah bangun tidur sejak balita, bahkan sehabis sholat diajak mengaji dan menghafal. Selain itu, orang tuanya sering membacakan cerita Nabi dan sahabat. Oleh karena itu, Ahmad tumbuh menjadi anak yang baik hati, cerdas, dan banyak teman.
Menurut Teori Belajar Sosial (Albert Bandura), merupakan seorang psikolog terkenal, dikenal dengan teori belajar sosialnya yang sangat berpegaruh dalam memahami bagaimana anak-anak belajar dan mengembangkan berbagai perilaku, termasuk perilaku moral. Teori ini menerangkan bahwa anak-anak belajar banyak hal termasuk nilai-nilai moral, melalui pengamatan dan peniruan terhadap orang tua maupun orang lain, terutama yang dianggap sebagai model. Seperti hal nya studi kasus diatas tentang perkembangan Ahmad, Ahmad selalu menirukan apa yang selalu diajarkan oleh orang tua kepadanya.
Banyak tantangan dan solusi yang sudah tidak diragukan lagi, karena banyak tantangan yang harus dihadapi dalam membina iman anak, seperti pengaruh lingkungan yang tidak baik, kemajuan teknologi, dan kesibukan orang tua. Untuk mengatasi tantangan tersebut, orang tua, sekolah, dan masyarakat harus bekerja sama satu sama lain.
Maka dari itu, sejak dini membangun iman anak sangat berharga. Dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan pada usia dini, kita telah menyediakan bakal terbaik bagi anak-anak untuk masa depan mereka. Mari kita bekerja sama untuk menghasilkan generasi muda yang beriman, berakhlak mulia, dan berkualitas tinggi sebagai penerus bangsa.