Ayah Bunda yang memiliki anak balita tentu galau dengan beredarnya berita tentang rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk stop memberikan paracetamol pada anak buntut dari gangguan ginjal akut yang masih misterius. Apalagi saat ini di Malang curah hujan sedang tinggi. Beberapa hari belakangan ini hujan sepanjang hari tanpa henti.
Udara dingin, berkabut, dan aktivitas sekolah dan bermain anak yang senantiasa bersinggungan dengan basah dan dingin mengakibatkan kondisi kebanyakan anak menurun. Seperti yang sudah-sudah musim hujan begini memang musimnya sakit batuk, pilek atau flu yang sering disertai demam.
Pengalaman pribadi saya menangani anak-anak saat demam atau menyiapkan stamina anak menggunakan bahan alami di musim hujan seperti saat ini meskipun sangat mungkin kasuistik/ berbeda pada setiap anak tergantung situasi dan kondisi.
Ketika si kecil ada tanda-tanda mau demam atau untuk pencegahan demam ketika teman bermain atau teman sekolahnya mulai beberapa yang ijin sakit, biasanya saya memberikan kunir atau kunyit dicampur dengan madu. Caranya cuci bersih kunyit kemudian dipotong-potong tipis.
Berikutnya potongan kunyit tersebut bisa langsung disiram air panas seperti membuat minuman teh atau bisa juga direbus. Untuk kunyit siram air panas hasilnya lebih encer dan warnanya lebih terang. Untuk kunyit yang direbus hasilnya lebih pekat dan rasanya lebih kuat.
Setelah disaring air kunyit tersebut tunggu sampai hangat baru dicampurkan madu. Takaran madu menyesuaikan selera anak, saya biasanya satu sendok makan madu untuk satu cangkir kunyit hangat. Anak saya yang nomor 4 kurang suka rasa original kunyit maka saya tambahkan sejumput garam dan satu sendok teh jeruk nipis rasanya mirip dengan fruit tea dan anak saya suka.
Jika anak sudah demam, maka selain minuman kunyit tersebut biasanya saya berikat bawang merah dicampurkan minyak kayu putih atau minyak telon. Caranya ambil sebuah bawang merah potong jadi dua campurkan dengan minyak kayu putih atau minyak telon di wadah.
Kemudian gosokkan di punggung anak seperti "ngerik" yaitu dari punggung atas ke bawah mengikuti ruas-ruas tulang. Terkadang akan terlihat merah tanda masuk angin tapi tidak mengapa warna itu akan segera hilang.
Kalau sudah saya terapi demikian 3 sampai 4 hari tidak kunjung membaik baru saya bawa berobat ke dokter dan keseringannya sembuh pada hari kedua atau ketiga. Semoga anak-anak kita sehat, selamat, dan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H