Lihat ke Halaman Asli

Nuril Fahmi

Mahasiswa UNUSA

Si Tukang Gosip

Diperbarui: 15 November 2021   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dahulu kala di pulau tomeho, hiduplah seorang laki-laki yang biasa dipanggil si "pembual". Ia senang sekali mendengarkan gossip. Ia juga suka menceritakan kembalikepada orang lain, apa saja yang dilihatnya. Ia tiak pernah memikirkan akibat jika ia menceritakan hal itu.

Karena sifatnya itu semua orang di kota tomeho takut pada si pembual. Mereka takut jika perbuatan mereka dilihat oleh si pembual, maka si pembual akn membicarakan mereka.

Si kecil tomo tetngga si pembual, tidak berani lagi mengambil apel tetangganya yang jatuh di kebun. Ia takut disebut si pencuri oleh si pembual.

Si nakal niko tidak pernah lagi mengejar anjing-anjing liar. Ia takut disebut anak jahat oleh si pembual.

Si cantik yoko pun, tidak pernah lagi bercermin lama-lama. Ia takut ketahuan si pembual. Jika si pembual melihatnya berkaca, tentu ia akan membuat gossip bahwa yoko adalah gadis yang gemar berdandan.

Si pembual memang tidak pernah berbohong. Namun tidak seorang pun di kota itu yang menyukainya. Tidak ada yang suka pada orang yang suka menceritakan apa saja yang diperbuat orang lain. Walaupun begitu, si pembual tidak peduli orang lain menyukainya atau tidak. Ia selalu menceritakan Kembali apa pun yang didengarnya dari orang lain.

Pada suatu hari, si pembual berjalan menuju ke pasar. Ia ingin bergosip tentang kekayaan nyonya sugo. Tiba-tiba ia melihat seekor angsa hitam. Si pembual berhenti sesaat untuk memperhatikan angsa hitam itu.

"si pembual" ucap angsa hitam itu, "kesenanganmu membicarakan orang lain sudah keterlaluan". Si pembual sangat terkejut. Seekor angsa hitam dapat berbicara? "tidak mungkin", ia memandangi ansa iitu dengan mulut menganga.

"si pembual", ucap angsa hitam lagi. "perbuatanmu benar-benar buruk", " kau berkeliling kota hanya untuk menceritakan apa yang dilakukan oleh orang lain, apa kau tidak bisa menghargai orang lain? Apa kau tidak bisa menghargai rahasia orang lain? Kau tidak boleh sembarangan menyebarkan semua yang kau lihat dan yang kau dengar!".

"ini benar-benar tidak masuk akal", piker si pembual. Ia mengusap-usap kedua matanya. "ini pasti karena pengaruh sinar matahari, mataku jadi sialu dan melihat fatamorgana".

"mengapa tidak segera pergi dari sini? Lalu ceritakan semua yang telah kau dengar dan kau lihat sekarang!", ucap angsa hitam itu lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline