Lihat ke Halaman Asli

Agroindustrial Keripik Pisang Lumajang dalam Aplikasi Teori Lokasi

Diperbarui: 22 Maret 2021   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Agroindustri merupakan kegiatan yang berperan membuat nilai tambah. Optimalisasi nilai tambah dijangkau pada pola industri yang berintegrasi langsung dengan usahatani dan perusahaan pertanian.

Seberapa besar peranan agroindustri keripik pisang di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dalam menghasilkan nilai tambah dan pelaku-pelaku yang berperan dalam proses pertambahan tersebut.

Kabupaten Lumajang adalah salah satu wilayah yang menjadikan sektor pertanian sebagai penggerak perekonomian setempat, khususnya dalam peranannya membuat lapangan kerja, menambah pendapatan masyarakat dan mendorong sektor-sektor lain.

Kebijaksanaan pembangunan wilayah Kabupaten Lumajang pembangunan wilayah, lokasi dan kawasan menggunakan potensi sumberdaya alam. Keputusan kepandaian penentuan tempat adalah salah satu bagian urgen dari sekian banyak keputusan pelaku ekonomi. 

Pada kondisi ekonomi yang lebih maju keputusan penentuan tempat dominan dilaksanakan menurut kekuatan mekanisme pasar. Lokasi pabrik atau industri tidak sedikit ditentukan dengan memboncengkan campur tangan pemerintah. Hal itu dilakukan supaya lebih memicu percepatan pembangunan, sehingga penyokong utama dalam pembangunan ialah sektor industri pertanian.

Lumajang mempunyai dua jenis pisang yang menjadi unggulan wilayah yaitu Pisang Mas Kirana dan Pisang Agung. Posisi pisang sebagai komoditas unggulan menemukan porsi pembinaan yang lumayan intensif (Anonimous, 2004). Pengembangannya dilaksanakan secara tunggal maupun terpadu dengan komoditas lain yaiu kopi atau sayuran. Pada aspek budidaya dilaksanakan pengembangan anakan yang bermutu.

Pengembangan agroindustri kripik pisang di Lumajang menyusun suatu jaringan dan aliansi antara sekian banyak industri dan lembaga yang membuat sebuah mata rantai. 

Di dalam mata rantai ada proses menciptakan pertambahan nilai dari sebuah produk sebagai dampak adanya peningkatan input tenaga kerja dan modal.

Agroindustri yang bakal dikembangkan dalam kajian ini bisa digolongkan kedalam kegiatan ekonomi yang berorientasikan pada sumber bahan input (resourceds oriented) sebab bahan mentah adalah industri yang meminimalisir berat (weight losing material) serta mempunyai dua ciri. Pertama, bahan mentahnya gampang rusak/busuk sehingga membutuhkan penanganan pengolahan secepatnya, kedua, bahan mentahnya merasakan pengurangan berat setelah merasakan pengolahan pasca panen yang memerlukan tempat agroindustri yang dekat dengan sumber bahan mentah guna mengurangi ongkos pengeluaran atau berazas prinsip minimisasi biaya.

Teknik dalam penentuan pembangunan agroindustri memakai teori asal yakni ekonomi yang sehubungan dengan input output, teori lokasi, teori lokasi pusat, dan teori kutub pertumbuhan. 

Bagi menilai masalah ini Weber (1909) dalam Priyarsono, Sahara, dan Firdaus (2011;2.9) konsep segitiga tempat (locational triangle) bahwa pembangunan agroindustri mempergunakan pengembangan material indeks (IM) yang didapatkan dari berat input atau mutu bahan baku local dipecah dengan berat dari produk akhir (output) atau mutu dari output.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline