Rawon adalah makanan terhighlight dalam keluarga kami. Ibu hanya memasak rawon sebulan sekali pas Bapak yang guru SD gajian. Makanan dengan kuah hitam kental yang gurih sedap ini banyak juga dijual di warung tetapi tentu saja harganya mahal, beda dengan pecel atau tahu telor. Ada sih yang murah tetapi kuahnya encer, tidak pekat hitamnya, isian dagingnya cuma dua atau tiga iris itu pun seringkali alot. Hidangan ini pun menjadi favorit di acara mantenan, sunatan atau resepsi lainnya. Bila disuguhkan secara prasmanan maka cara menghidangkannya adalah dengan menata tiga atau lima iriisan daging diatas piring ditaburi brambang goreng sedangkan nasi, kuah, krupuk boleh ambil sendiri.
Maka dari sekian banyak cara menikmati rawon yang paling the best tentu masakan Ibu saya. Rawon karya Ibu itu rasanya wuenak banget sampe tetes penghabisan.
Mengapa ?
1. Menggunakan kluwek asli.
Kluwek adalah si biang kerok dari kuah rawon yamg hitam, legit, dan gurih. Tidak ada rawon tanpa kluwek. Untuk mendapatkannya harus ke pasar dulu katena mlijo atau warung sayur jarang yang menyediakan buah pucung atau buah kepayang ini. Buah yang ketika masih segar mengandung racun sianida ini, telah melewati proses selama 40 hari sebelum siap dibuat campuran bumbu. Kluwek yang jelek rupa, hitam dan keras ini harus dipukul dengan palu untuk mengeluarkan isinya. Bila isinya hitam pekat, mulus dan tidak pahit bisa direndam air panas dulu sebelum diuleg dengan bumbu lainnya.
2. Bumbunya diuleg
Cowek dan uleg-uleg adalah peralatan wajib ada di dapur. Ibu seperti masih hidup di jaman batu saja, mana mau pake blender? Gak enak, katanya. Bumbu rawon seperti bamer, baput, lombok merah, kunir, miri, tumbar, mrico, digoreng dengan sedikit minyak dulu lalu diuleg. Setelah itu ditambahkan kluwek, diuleg lagi sampai benar-benar halus. Daun jeruk, serei dan daun prei menyusul kemudian.
3. Dagingnya khusus
Daging untuk rawon itu sengkel yaitu bagian depan kaki sapi dengan sedikit lemak dan teksturnya yang keras, serta tetelan yaitu sisa-sisa daging yang masih melekat pada tulang sapi, biasanya terdiri dari campuran daging, lemak dan urat. Kalau ke pasar bilang saja beli daging rawonan, inshaAllah semua pedagang sudah paham.
4. Ada manisa nya
Ibu selalu menambahkan manisa atau labu siam ke dalam kuah rawon. Pernah saya bertanya kepada Ibu, mengapa bukan kentang, tahu, wortel yang dimasukkan kuah rawon? Peh, Ibu meradang, coba saja sendiri katanya.