Lihat ke Halaman Asli

Hidup Sederhana dan Hati Mewah

Diperbarui: 9 April 2018   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beliau adalah ibu RUSNITA RAHAYU NASTINIlahir di Blitar, 17 September 1974.Riwayat pendidikan, SDN Bendowulung, SMP 6, SMA 17, D2 Kanjuruhan, S1 STIKIP NUSANTARA KEDIRI. Beliau mulai mengajar di TK DHARMA WANITA tahun 2002 dengan gaji sebesar Rp.75.000, beliau tetap semangat mengajar meskipunn dengan gaji yang minim. Di daerah sekitar memiliki 3 TK, yang dengan kata lain bersaing dan 2 diantaranya adalah TK yang bisa dikatakan elit (tentu bayarnya mahal donk). Nah akan tetapi TK Dharma Wanita ini untuk Kalangan menengah kebawah dengan biaya masuk hanya 300rb persemester. Kebayang dong jika gaji guru hanya mengandalkan spp dari muridnya dan muridnya pun tidak terlalu banyak. Lain lagi kalau ada acara seperti karnaval, pawai dan lain sebagainya, sekolah yang membayarnya, guru harus benar-benar mengatur uang sekolah.

Ibu Nita menjadi guru TK dengan niat yang tulus untuk besedekah, berbagi ilmu pada murid-muridnya. Beliau mengajarkan kami untuk selalu ikhlas atas semua yang kami kerjakan, anggap saja semua adalah amal baik. Singkat cerita mengenai TK Dharma Wanita, TK Dharma Wanita didirikan pada tahun 1976 di tanah wakaf yang terdari dua kelas dan satu ruang guru. bebrapa tahun lalu cucu dari pemberi wakaf meminta haknya, beruntungnya ada si hitam diatas putih yang membuat bangunan mulia ini terselamatkan dari sirakus. Tapi tidak segampang itu menyelamatkannya, sirakus dan grupnya berusaha semaksimal mungkin dengan menyewa pengacara-pengacara handal, tapi semua berpihak pada kebaikan dan niat tulus si pemberi wakaf. (sempat kami mengatakan pada bu nita, kasian yah bu sama sesepuhnya yang punya niat baik, dan bu nita menjawab, yah begitulah mbak namanya juga hidup dan dibutakan sama harta).

Selain menjadi guru TK bu nita juga membuka les di kediaman beliau, mengenai biaya beliau mengatakan seikhlasnya saja. demi mencerdaskan generasi masa depan yang (mohon maaf) kurang mampu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline