Lihat ke Halaman Asli

Pena yang Hilang

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ranting-ranting di jemari
Pena ku
berguguran oleh angin
berselimut kabut,tumpukan buku
seolah menatapku haru.

Tak ada harapan untuk
mengulang senja
apa lagi beriringan dengannya
esok lusa
perahuku tetap terdiam di
tepian dermaga.

Seteragis inikah
alur guratn di atas
kertas yang belum
sempurna ku ukir.
TUHAN...
tak mampukah kau lunakan
takdir mu
atau sekedar merubah patokan
waktu
TUHAN...
ini yang ke dua kalinya
bintang kejora tak memihakku.
TUHAN...
semoga di masa mendatang
serpihan ranting pena
bisa ku sulam.
seperti bingkai karya si pencinta
warna unggu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline