Lihat ke Halaman Asli

Nurias Nurias

Sedang Belajar Nulis

"Dreadout", Membosankan tapi Tak Terlupakan

Diperbarui: 22 Februari 2019   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Selasa, tanggal 8 Januari 2019, bertempat di Arion Mall, ini kali pertama aku jalan beriringan dengannya, suatu momen istimewa? aku pikir biasa saja toh kita hanya berteman. Seat 2 Row F adalah tempat duduknya, sedangkan aku memilih dibagian pinggir, sangat canggung, karena sebelumnya tak  pernah duduk berdampingan, saat naik grab pun, aku duduk di belakang lalu dia duduk di depan. 

Mungkin entah menjaga atau apapun alasannya, aku menghormati bahwa kita hanya berteman dan tak boleh ada hal yang lain diluar itu, entah jalan berdua atau duduk berdampingan. 

Tapi saat di bioskop, mau tak mau yaa duduk berdampingan, walaupun giliranku yang harus nyender pada papan tempat duduk pinggir agar tak terjadi sesuatu. Bdw kita tak pergi berdua, tapi berlima, hanya saja aku hanya memfoto tiket itu, karena dia tak tahu bioskop, jadi aku yang pegang kendali.

Film ini ditonton bersamanya saat aku ke Jakarta, da dia langsung mengajakku untuk nonton, karena dia pertama kali masuk bioskop. Seumur hidupnya baru kali ini masuk ke bioskop menonton film setelah hidup di dunia ini selama 22 tahun. 

Saat itu film Dreadout bukan pilihan film yang abagus untuk ditonton karena horor dan merasa tak cocok, akan tetapi karena hanya itu film yang tayangnya tak perlu menunggu lama, jadi dipilihlah film itu, "yaa sekedar nonton juga tidak apa-apa, yang penting nonton bareng, dan aku masuk bioskop" pungkasnya

Saat pertama opening film, aku hampir muntah karena ada adegan berdarah-darah, kupikir "waw menarik nih, horor banget" Namun seiring adegan demi adegan kok filmnya kurang greget, hanya mengisahkan anak-anak SMA yang suka bikin live di instagram untuk mendapat perhatian followersnya. 

Lebih jauh, Merekapun membuat konten live instagram di salahsatu bangunan kosong bekas insiden penculikan salah satu temannya yang bernama Linda saat masih kecil. Penjaga bangunan itu sudah melarang agar tak masuk ke dalam, tapi karena untuk membuat konten yang bagus mereka menerobos masuk hingga garis polisi pun dihiraukannya. 

Saat mereka masuk, Linda mengingat sesuatu tentang kejadian penculikan lalu mengingat saat ibunya membacakan mantra. Karena penasaran dia pun membacakannya pula, lalu portal dalam ruangan itu terbuka membawa mereka ke alam ghaib satu persatu, hingga tersisa dua temannya. 

Mereka meminta penjaga untuk membukan dan menemukan teman-temannya, tapi penjagapun bisa apa, dia sudah memperingati mereka tapi sayangnya tak mendengar, jadi mereka atnggung akibatnya.

Saat beberapa adegan di dalam alam ghaibnya itu sangat membosankan, hanya perlawanan yang dilakukan Linda dan teman-temannya, dan kesan horornya kurang dapat, berpetualangan mencari jalan keluar untuk pulang, melawan hantu perempuan sampai tewas, lalu Linda dan kawan-kawannya pulang kembali ke alam nyata. Ada yang membuatku tertawa saat bagian akhir film tentang adegan si penjaga bangunan yang memasukkan potongan tangannya ke dalam toples, sontak saja aku tertawa

Kenapa film ini "tak terlupakan" karena momen nonton bioskop dengan orang yang sangat aku tunggu dan mungkin momen langka, entah kapan lagi aku akan bertemu denganmya, dan bisa menikmati tontonan seperti ini lagi. Film dreadout menjadi  saksi aku dan dengannya bertemu kembali setelah hampir beberapa tahun kita terpaut jarak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline