Lihat ke Halaman Asli

Nuria Riry

Mahasiswa

Mahasiswa UM Ciptakan Aplikasi Edukasi Finansial Khusus untuk Disabilitas Netra

Diperbarui: 6 September 2022   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Disabilitas netra merupakan Sekelompok kaum inklusif yang terkendala dari penglihatan (visually impaired). Namun, meskipun hidup dengan keterbatasan fisik, ternyata mereka tak membuat mereka pantang menyerah. Mereka justru dianugerahi kelebihan berupa kekuatan dari indra pendengaran, ingatan, kebesaran hati dan lainnya yang tak selalu bisa dikuasai oleh orang normal. Mereka memiliki semangat hidup yang sangat tinggi dan selalu antusias mengetahui hal-hal baru. Bahkan, mereka selalu berusaha hidup mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Oleh karena itu, tidak heran jika sebagian besar mereka memilih berwirausaha. 

Pernyataan ini dibuktikan oleh beberapa data. Dilansir dari Akurat.co, Persentase penyandang disabilitas yang bekerja sebagai pengusaha mencapai 70% dari total populasi disabilitas netra pada tahun 2019.  International Labour Organization (ILO) juga menyatakan bahwa terdapat tren peningkatan proporsi penyandang disabilitas yang berwirausaha, yakni dari dari 54,66% di tahun 2017 menjadi 58,25% di tahun 2020. Bahkan, Proporsi penyandang disabilitas yang berwirausaha 1,5 kali lebih banyak dibandingkan proporsi non-disabilitas yang berwirausaha. Data tersebut sesuai data Badan Pusat Statistika di Kota Malang tahun 2020, dari total populasi disabilitas netra berjumlah 262 orang, sebesar 95% berprofesi sebagai wirausaha pijat terapis. Data tersebut menunjukkan bahwa disabilitas netra memiliki ketertarikan yang tinggi untuk berwirausaha agar bisa hidup lebih mandiri. 

Namun, di samping data tingginya angka wirausaha, ternyata mereka mengalami kesulitan dalam mengakses permodalan usahanya. Berdasarkan hasil survei dari Disability Study Center 2016, sebanyak 65 persen penyandang disabilitas mengalami kesulitan mengakses layanan perbankan. Khususnya untuk disabilitas netra. Penelitian Dwitya (2016) juga menyatakan bahwa akses keuangan para disabilitas netra ini memang masih sangat minim. Hal ini karena proses pengurusan persyaratan yang diberikan oleh pihak perbankan sangat menyulitkan. Bank meminta adanya pendamping dengan kriteria, kepemilikan agunan, kelengkapan dokumen dan sebagainya. Menurut Adib (2020), disabilitas netra menjadi salah satu penyandang disabilitas yang mendapat predikat unbankable. Hal ini disebabkan karena kaum disabilitas netra yang less literate, sehingga membuat akses keuangan mereka ikut terhambat.

Kondisi less literate ini disebabkan karena minimnya edukasi keuangan yang diperoleh disabilitas netra yang berdampak rendahnya literasi keuangan mereka. Padahal, literasi keuangan ini sangat penting untuk disabilitas netra, agar mereka dapat mengelola keuangan secara lebih mandiri untuk memenuhi kebutuhannya. Adanya literasi keuangan ini tidak hanya memudahkan mereka dalam pengelolaan keuangan pribadi, akan tetapi juga meningkatkan pengetahuan mereka seputar produk dan jasa keuangan yang dapat dijadikan sebagai alternatif dalam mengakses permodalan terutama bagi disabilitas yang berwirausaha. 

Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan tersebut, Mahasiswa Universitas Negeri Malang mengembangkan sebuah aplikasi yang berfokus pada akselerasi literasi keuangan disabilitas netra. Aplikasi terebut bernama Edufin.id. Aplikasi Edufin.id ini memiliki 3 fitur utama yang befokus pada : (1) Fitur scan uang untuk deteksi nominal mata uang (2) Fitur pinjam uang untuk mengenalkan disabilitas netra pada jasa keuangan fintech yang bisa menjadi alternatif dalam mengakses pendanaan usaha (3) Fitur edukasi uang untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan mereka seputar keuangan dan topik terkait lainnya. 

dokpri

Aplikasi Edufin.id ini diusung oleh 5 mahasiswa yang terdiri dari Nuriah Muyassaroh, Lilis Andriyani, Eka Nurhayati, Krisma Anuarin Hidayat dan Ambar Regita, dan telah berhasil mendapat pendanaan pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). 

dokpri

Aplikasi yang dikembangkan ini telah di uji cobakan di lembaga UPT Disabilitas Netra Bina Sosial Kota Malang bersama penyandang disabilitas dan pendamping disabilitas netra. Mereka sangat antusias melakukan uji coba aplikasi dan mereka memiliki banyak harapan mengenai aplikasi Edufin ini. Mereka sangat bersyukur dengan kehadiran aplikasi ini karena jika memang diluncurkan, akan sangat membantu mereka dalam mendeteksi nominal mata uang, memudahkan akses pembiayaan dana, dan meningkatkan pengetahuan mereka seputar keuangan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline