Lihat ke Halaman Asli

Nuria Masruroh

Public Relation Student

Mengendalikan Emosi Negatif Menggunakan Metode STAR

Diperbarui: 16 Maret 2024   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.canva.com

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita dihadapkan pada situasi yang memicu emosi negatif seperti marah, kecewa, cemas, stres, dan perasaan negatif lainnya. Berbagai macam peristiwa yang berada pada kendali maupun di luar kendali kita bisa saja membawa kita pada emosi negatif yang muncul tiba-tiba. Perasaan-perasaan tersebut tentu saja tidak hanya mengganggu ketenangan hidup diri sendiri tetapi juga dapat berpengaruh terhadap orang lain maupun lingkungan sekitar.

Menurut hasil Survei Khawatir Nasional yang dilakukan oleh Henry Manampiring pada tahun 2019, sebanyak 63% orang merasakan kekhawatiran umum, 53% merasa khawatir terkait pendidikan, 30% merasa cemas terhadap hubungan mereka, 53% merasakan kegelisahan tentang peran orang tua dan keuangan, dan 76% mengkhawatirkan kondisi sosial politik di Indonesia (Manampiring, 2019).

Merujuk pada hasil survey tersebut, terbukti bahwa banyak orang yang merasakan perasaan khawatir terhadap hal-hal yang belum pasti terjadi atas kekhawatiran mereka. Oleh karenanya, setiap kita perlu belajar mengelola emosi negatif untuk menjaga kesehatan mental dan hubungan interpersonal yang sehat. Dalam buku Filosofi Teras yang ditulis oleh Henry Manampiring, terdapat langkah-langkah pengendalian emosi negatif yang bila diakronimkan menjadi metode S-T-A-R yakni,

Stop (berhenti)

Saat merasakan emosi negatif kita harus sadar dan berhenti dahulu. Bayangkan pikiran kita berkata "time out" di dalam hati. Tarik nafas dan tenangkan pikiran serta jangan biarkan diri kita mengikuti hawa nafsu untuk melampiaskan emosi. Cara ini juga bisa dilakukan ketika kita mulai mendeteksi emosi negatif seperti stres, gelisah, marah, takut, frustasi, dan perasaan cemas lainnya.

Think & Asses (dipikirkan dan dinilai)

Setelah menghentikan emosi sejenak, pikirkan alasan rasional untuk mengalihkan emosi. Kemudian mulailah menilai apakah perasaan ini bisa dibenarkan atau tidak? Apakah emosi ini di dalam kendali atau di luar kendali kita? Karena sebenarnya ketika kita berusaha melakukan think & asses, kita berarti sedang "memisahkan" diri kita dari sekadar orang yang terbawa perasaan menjadi seorang "pengamat" yang berkepala dingin.

Respond 

Setelah menggunakan akal untuk mengamati situasi, pikirkanlah respons apa yang akan kita berikan. Respons bisa dilakukan dalam bentuk perkataan atau perilaku. Pemilihan respons adalah hasil dari penerapan akal/nalar yang sebaik-baiknya dan dengan prinsip yang bijak, adil, berani, dan menahan diri.

Pada dasarnya keseluruhan metode STAR ini tidak hanya bisa diimplementasikan ketika muncul perasaan marah saja, namun ketika kita mulai mendeteksi akan adanya perasaan atau emosi negatif yang muncul dari pikiran kita. Ketika kita berhasil menerapkan metode ini, maka seyogyanya kita akan sadar bahwa perasaan tersebut sejatinya hanyalah sementara dan kita bisa tentukan apakah kita akan melapiaskannya atau justru kita bersikap bijak untuk mengendalikannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline