Lihat ke Halaman Asli

Tukang Roti dan Bakul Cireng

Diperbarui: 15 April 2020   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat pagi Pak tukang roti
Begitu kau biasa disapa anak-anak sekolah
Lalu dengan dengan senyum ceria kau jawab: pagi juga, Neng
Mau berapa potong?
Saya minta dua,
kata si eneng sambil mengacungkan dua jari kanannya

Selamat siang Pak tukang roti
Celoteh anak-anak ketika pulang
Siang juga
Neng masih mau roti
Si eneng menggeleng sambil menuju bakul cireng
Suasana gaduh dan ceria berbaur
Anak-anak sekolah semua berhambur

Namun, sudah sebulan ini pamandangan serupa tak tampak lagi
Depan sekolah ngelangut sepi
Tak ada tawaran si tukang roti
Tak tampak penggoreng si bakul cireng

Anak-anak sedang belajar di rumah
Si tukang roti entah jualan di mana
Si bakul cireng entah kerja apa

Suasana begitu murung
Seorang anak kecil kecewa meraung
Lantaran keinginan beli roti dan cireng tak terbendung
Si tukang roti di rumah duduk termenung
Si bakul cireng angannya ngelayung
Pikirkan hidup sengsara tak terkira
Sebab penghasilan kini tiada
Anak istri entah makan apa

Ya Tuhan,
Kapan pandemi ini kan berakhir
Untuk segera mengais rezeki agar tak fakir

Singosari, 14 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline