Lihat ke Halaman Asli

NURHIDAYATI

Mahasiswa

Dinamika Sosial dalam Pembelajaran Perspektif Kognitif Vygotsky dan Piaget

Diperbarui: 20 Oktober 2024   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembelajaran tidak hanya terjadi di ruang kelas formal, tetapi juga dalam interaksi sosial antara individu, baik dengan guru, teman sebaya, maupun lingkungan sekitarnya. Dalam memahami dinamika sosial dalam pembelajaran, dua tokoh besar, Lev Vygotsky dan Jean Piaget, memberikan perspektif yang berbeda mengenai bagaimana interaksi sosial memengaruhi perkembangan kognitif.  

Perspektif Vygotsky: Belajar melalui Interaksi Sosial

Lev Vygotsky menekankan bahwa pembelajaran adalah proses sosial yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya tempat seorang anak berkembang. Teori Vygotsky tentang perkembangan kognitif didasarkan pada gagasan bahwa interaksi sosial memainkan peran penting dalam pembentukan pengetahuan dan keterampilan baru. Ia berpendapat bahwa anak-anak tidak belajar secara terisolasi; sebaliknya, mereka mengembangkan keterampilan kognitif melalui kolaborasi dan interaksi dengan orang dewasa yang lebih berpengetahuan atau teman sebaya yang lebih kompeten 

Konsep kunci dalam teori Vygotsky adalah Zona Perkembangan Proksimal (ZPD), yang merujuk pada jarak antara apa yang dapat dilakukan seorang anak sendiri dan apa yang dapat dicapai dengan bantuan atau bimbingan dari orang lain. Dalam konteks pembelajaran, ZPD menyoroti pentingnya scaffolding, yaitu dukungan yang diberikan oleh guru atau orang dewasa untuk membantu anak-anak mencapai tujuan pembelajaran yang lebih tinggi. Dukungan ini secara bertahap dikurangi seiring dengan kemampuan anak yang semakin meningkat.

Dinamika sosial, dalam pandangan Vygotsky, merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Melalui percakapan, diskusi, dan kolaborasi, anak-anak tidak hanya menyerap pengetahuan tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan untuk memecahkan masalah. Bahasa, sebagai alat utama komunikasi sosial, memainkan peran penting dalam teori ini. Anak-anak pertama kali menggunakan bahasa untuk berinteraksi dengan orang lain, dan kemudian menginternalisasikan bahasa tersebut sebagai alat berpikir. Proses ini mengubah cara mereka memahami dunia dan menyusun pemikiran mereka.

Dengan demikian, dari sudut pandang Vygotsky, dinamika sosial dalam pembelajaran adalah komponen inti yang membentuk perkembangan kognitif. Anak-anak belajar dengan cara berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang melibatkan kolaborasi dengan orang yang lebih berpengetahuan, serta melalui pengalaman yang dibagikan dalam konteks budaya dan sosial mereka.

Perspektif Piaget: Dinamika Kognitif dalam Pembelajaran Individu

Sementara Vygotsky menempatkan interaksi sosial di pusat perkembangan kognitif, Jean Piaget memandang pembelajaran sebagai proses yang lebih mandiri, dengan anak-anak dianggap sebagai "ilmuwan kecil" yang aktif mengeksplorasi dunia mereka. Bagi Piaget, perkembangan kognitif adalah proses internal yang terjadi melalui interaksi langsung dengan lingkungan fisik, di mana anak-anak membangun pemahaman mereka sendiri tentang dunia melalui eksperimen dan pengalaman individu.

Meski begitu, Piaget tidak sepenuhnya mengabaikan peran dinamika sosial dalam pembelajaran. Menurutnya, interaksi sosial terutama penting dalam tahap perkembangan tertentu, seperti pada tahap praoperasional (2-7 tahun) dan operasional konkret (7-11 tahun), ketika anak-anak mulai belajar untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan memahami perspektif yang berbeda. Konflik kognitif yang terjadi ketika anak dihadapkan dengan sudut pandang atau pendapat yang berbeda dari temannya, memaksa anak untuk mempertimbangkan kembali pemikirannya sendiri, yang pada akhirnya dapat mendorong perkembangan kognitif.

Piaget juga menekankan pentingnya penyelesaian konflik sosial dalam pengembangan keterampilan berpikir logis. Misalnya, ketika anak-anak saling berdiskusi dan berbagi ide tentang sebuah masalah, mereka dapat mengalami konflik kognitif yang merangsang pemikiran logis dan abstrak. Namun, tidak seperti Vygotsky yang menekankan pentingnya peran orang dewasa dalam membantu anak-anak belajar, Piaget lebih menekankan pada peran anak itu sendiri dalam proses eksplorasi kognitif mereka.

Menurut Piaget, anak-anak belajar melalui proses asimilasi dan akomodasi, yaitu menyerap informasi baru dan menyesuaikan pemahaman mereka untuk mengakomodasi informasi tersebut. Dinamika sosial berperan sebagai pemicu konflik kognitif yang dapat mendorong anak untuk memodifikasi skema kognitif mereka. Namun, Piaget percaya bahwa perkembangan kognitif lebih dipengaruhi oleh tahap perkembangan alami anak, di mana interaksi sosial memainkan peran sebagai pendukung proses tersebut, bukan faktor utama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline