Lihat ke Halaman Asli

Judi Online dan Kehilangan Nilai Keluarga:Solusi dan Peran Masyarakat

Diperbarui: 22 Desember 2024   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dalam beberapa tahun terakhir, judi online telah menjelma menjadi fenomena yang mengkhawatirkan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perkembangannya yang pesat dipicu oleh kemajuan teknologi dan akses internet yang semakin mudah. Judi yang dulu dilakukan secara konvensional kini berpindah ke dunia digital, memberikan peluang besar bagi banyak orang untuk terjerumus tanpa batasan ruang dan waktu. Sayangnya, dampaknya tidak hanya berhenti pada individu, tetapi juga merembet hingga ke inti masyarakat: keluarga.

Keluarga adalah fondasi utama dari sebuah masyarakat. Nilai-nilai seperti kepercayaan, saling menghormati, dan komunikasi yang sehat adalah elemen penting dalam menjaga keutuhan keluarga. Namun, ketika anggota keluarga, terutama kepala keluarga, terlibat dalam judi online, harmoni tersebut dapat terganggu. Lebih dari itu, ancaman ini berpotensi menghancurkan nilai-nilai yang telah lama dijunjung tinggi.

Ketergantungan pada judi online sering kali dimulai dari sesuatu yang sederhana, seperti mencoba keberuntungan atau ingin mencari hiburan. Namun, dengan sifatnya yang adiktif, aktivitas ini cepat berubah menjadi kecanduan yang sulit dihentikan. Bagi keluarga, dampak dari kecanduan ini begitu nyata.

Pertama, ada masalah ekonomi. Uang yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau tabungan pendidikan anak sering kali dialihkan untuk berjudi. Keluarga yang kehilangan stabilitas finansial akibat judi online biasanya terjebak dalam lingkaran utang yang sulit diatasi. Tidak jarang, aset keluarga seperti kendaraan atau rumah harus dijual untuk menutupi kerugian.

Kedua, aspek emosional juga sangat terpengaruh. Orang yang kecanduan judi cenderung mengabaikan tanggung jawab sosial dan keluarga mereka. Anak-anak yang membutuhkan perhatian sering kali merasa diabaikan, sedangkan pasangan mungkin merasa frustrasi atau marah karena perilaku tidak bertanggung jawab ini. Rasa kecewa yang terus menumpuk akhirnya memicu konflik, dan jika tidak segera diatasi, konflik ini dapat berujung pada perpecahan atau perceraian.

Ketiga, pengaruh psikologis terhadap anak-anak tidak boleh diabaikan. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan keluarga dengan konflik atau kekerasan akibat judi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami trauma emosional. Mereka juga mungkin meniru perilaku negatif yang ditunjukkan orang tua, yang pada akhirnya memperburuk siklus ini di generasi berikutnya.

Pentingnya Peran Keluarga dalam Pencegahan

Meskipun dampak judi online sangat besar, keluarga memiliki peran strategis dalam mencegah dan mengatasi masalah ini. Langkah pertama adalah membangun komunikasi yang terbuka antara anggota keluarga. Orang tua harus menciptakan ruang untuk berdialog dengan anak-anak tentang berbagai isu, termasuk risiko judi online. Dengan pendekatan yang penuh kasih, anak-anak akan lebih mudah memahami bahaya dari aktivitas tersebut.

Pendidikan sejak dini juga menjadi kunci utama. Anak-anak perlu diajarkan nilai-nilai moral yang kuat, seperti kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab. Mereka juga harus diberi pemahaman bahwa keberhasilan dalam hidup tidak dapat dicapai melalui jalan pintas seperti berjudi.

Orang tua juga harus menjadi teladan yang baik. Menghindari perilaku yang berkaitan dengan judi, seperti membeli lotere atau memainkan aplikasi game yang menyerupai perjudian, adalah langkah awal yang penting. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua, sehingga menjaga sikap dan tindakan adalah investasi jangka panjang dalam pendidikan karakter mereka.

Peran Masyarakat dalam Mengatasi Judi Online

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline