Lihat ke Halaman Asli

Landasan Berpikir Ilmiah

Diperbarui: 25 Maret 2021   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika kita memulai sesuatu, tentunya berpikir adalah tindakan awal yang kita lakukan detik tiap detiknya. Kemampuan berpikir adalah anugerah Tuhan yang patut umat manusia syukuri. Pasalnya, kemampuan inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Kemampuan ini juga yang kemudian menghantarkan manusia menjadi makhluk yang memegang andil tertinggi di bumi ini.

Namun, apakah berpikir memiliki ketentuan atau patokan di dalamnya? Dalam hal ini, berpikir tidaklah memiliki arahan yang pasti, tetapi kita bisa menuntunnya ke arah yang sesuai atau benar menurut pribadi kita masing-masing. Pada suatu kondisi tertentu, khususnya sebagai mahasiswa harus memiliki tujuan dan berpikir secara benar sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Inilah yang berarti bahwa kita perlu untuk memiliki landasan berpikir secara ilmiah.

Sebelum membahas terkait definisi dari landasan berpikir ilmiah, perlu kita ketahui arti dari definisi itu sendiri. Definisi dapat diartikan sebagai pengertian atau penjelasan mengenai suatu hal yang disertai batasan-batasan, sehingga hal tersebut menjadi jelas. Adapun definisi dari landasan berpikir ilmiah dapat kita bedah dari kata-kata yang membangunnya satu per satu. 

Landasan berarti dasar atau fondasi dalam mengawali sesuatu, berpikir adalah gerak akal dari satu titik ke titik yang lain, dan ilmiah berarti suatu hal atau pernyataan yang bersifat keilmuan. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa landasan berpikir ilmiah adalah suatu dasar utama dalam menggerakan akal dalam mempertimbangkan ataupun memutuskan sesuatu dengan metode bersifat keilmuan.

Berpikir ilmiah dapat diterapkan ketika kita menemukan suatu masalah. Lalu, kita memulai berhipotesis mengenai masalah tersebut dan menimbulkan pertanyaan seperti apakah penyebabnya, kenapa bisa terjadi, bagaimana masalah tersebut bisa demikian, dan sebagainya. Dan pada akhirnya mulai menentukan dan menguji benar atau tidaknya dari hipotesis yang kita pikirkan sebelumnya. Akan tetapi, pemikiran seperti ini tidak semua orang bisa melakukannya. Oleh karena itu, jika kita sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka kita adalah salah satu dari sedikit orang yang berhasil memanfaatkan pola berpikir ilmiah.

Dalam berpikir, kita menggunakan akal dan pikiran. Akal merupakan kemampuan untuk memilah terhadap mana yang benar atau salah, sedangkan pikiran adalah kemampuan manusia dalam memandang suatu masalah. Salah satu aspek dalam mengembangkan pemikiran adalah bernalar. Berpikir nalar adalah kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Penalaran inilah yang kemudian menjadi landasan untuk berpikir ilmiah, dengan syarat dalam proses berpikir itu harus dilakukan dengan cara tertentu sehingga dinyatakan valid (benar), yakni dengan cara penarikan kesimpulan menggunakan logika dan menyesuaikan dengan fakta-fakta yang diperoleh. Adapun cara mengetahui pikiran tersebut benar ataupun salah, yakni dengan melihat efek samping yang ditimbulkan dari keputusan tersebut terhadap diri kita dan orang lain.

Konsep kebenaran merupakan kesesuaian antara ide dan realita. Adapun proses pemahaman kebenaran ilmiah yang berlangsung secara terus-menerus dalam menemukan kebenaran-kebenaran ilmiah merupakan sesuatu yang mirip kebenaran absolut. Kebenaran-kebenaran ilmiah, yang bersifat tentatif ataupun relatif, adakalanya dihasilkan oleh teori-teori baru atau bahkan oleh teori-teori lama yang telah dikorroborasi. Kebenaran-kebenaran ilmiah, yang dihasilkan oleh proses ini secara terus-menerus, senantiasa mengarah atau semakin mendekati kebenaran absolut sehingga dapat dikatakan bahwa kebenaran bersifat absolut. Sumber-sumber kebenaran ini dapat kita temukan dari berbagai literatur dan juga alam semesta.

Dengan demikian, sebagai mahasiswa sudah seharusnya bisa menerapkan landasan berpikir ilmiah di dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat melakukannya dengan berpikir secara ilmiah dan mencari kebenaran-kebenaran ilmiah serta mengembangkannya terus-menerus dan berkesinambungan. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi diri kita saja tetapi juga dapat berdampak positif ke orang lain yang ada di sekitar kita baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Nama      : Nurhidayah Ramly

GB            : 10 (Sepuluh)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline