Lihat ke Halaman Asli

Jangan Biarkan Bahasa Baku Indonesia Terbenam oleh Waktu

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari hasil presentase wawancara yang telah penulis lakukan di lingkungan kampus, penulis menemukan bahwa pengaplikasian bahasa baku masih sangatlah rendah. Rata-rata mahasiswa cenderung menggunakan bahasa non baku dan bahasa daerah. Dari beberapa pertanyaan, pengertian Bahasa bakulah yang menempati urutan presentase tertinggi, kemungkinan disebabkan karena Pengetian Bahasa Baku  sudah sering  didengar dari orang-orang disekitar mereka, misalkan guru mereka saat di Sekolah. Memang bukanlah hal mudah untuk menerapkan bahasa baku dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan akademis. Selain itu Indonesia memiliki ragam suku, dengan dialek yang berbeda-beda. Jadi wajar jika penerapan bahasa baku masih langka di kalangan masyarakat. Namun, kali ini penulis akan membahas tentang penerapan bahasa baku di kalangan mahasiswa yang masih rendah dan kiat-kiat untuk menerbitkan kembali bahasa baku Indonesia yang perlahan terbenam karena pengaruh globalisasi.

Sebelumnya penulis akan memberikan pegertian singkat dari Bahasa Baku, menurut ahli linguistik Einar Haugen "Bahasa Baku ialah satu jenis bahasa yang menggambarkan keseragaman dalam bentuk dan fungsi bahasa."


Berikut ini penulis mencoba menjelaskan apa-apa saja fungsi dari Bahasa Baku Indonesia.


Yang pertama, Bahasa Indonesia baku  merupakan pemersatu. Bahasa Indonesia baku adalah pemersatu atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan membatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan wahana atau alat pengungkap kebudayaan nasional yang utama.

Kedua, Bahasa Indonesia baku merupakan cirri khas yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Indonesia baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat Indonesia. Dengan bahasa Indonesia baku kita menyatakan identitas kita sebagai bangsa Indonesia.

Ketiga, Bahasa Indonesia baku merupakan penambah wibawa. Pengguna bahasa Indonesia baku akan membawa wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku. Disamping itu, pemakaian bahasa yabg mahir berbahasa Indonesia baku "dengan baik dan benar" memperoleh wibawa dimata orang lain.

Terakhir, Bahasa Indonesia baku juga sebagai kerangka acuan. Bahasa Indonesia baku sebagai kerangka acuan bagi pemakainya dengan adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku menjadi tolok ukur pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar. Oleh karena itu, penilaian pemakaian bahasa Indonesia baku dapat dilakukan. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku juga menjadi acuan umum bagi segala jenis pemakaian bahasa yang menarik perhatian karena bentuknya yang khas, seperti bahasa ekonomi, bahasa hukum, bahasa sastra, bahasa iklan, bahasa media massa, surat-menyurat resmi, bentuk surat keputusan, undangan, pengumuman, kata-kata sambutan, ceramah, dan pidato.

Nah, dari sini sudah sangatlah jelas, bahwa betapa pentingnya penggunaan bahasa Indonesia baku. Terutama dikalangan mahasiswa, yang merupakan generasi penerus, pengemban amanat, kebanggan bangsa, serta menjadi panutan di masyarakat. Tetapi kembali lagi karena masalah suku dan Gaya, kebanyakan mahasiswa susah atau bahkan malas untuk berbicara dalam bahasa baku yang sesuai dengan EYD. Alasan mereka adalah susah, aneh, tidak terbiasa, janggal, tidak tahu, dan lain sebagainya.

Para mahasiswa cenderung menggunakan kata-kata yang mempunyai sifat yang khas seperti, penggunaan kalimat yang sederhana, singkat, kurang lengkap, dan tidak banyak menggunakan kata penghubung, serta menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim dipakai sehari-hari. Contoh: bilang, bikin, pergi, biarin. Bahasa-bahasa inilah yang sering digunakan oleh kalangan mahasiswa kebanyakan, karena dianggap modern.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline