Lihat ke Halaman Asli

Bu Risma dan Ngambeknya

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lebih dari sebulan Bu Risma masuk dalam berita panas baik di TV berita ataupun di media online. Seputar mundur atau tidaknya sebagai walikota memaksa khalayak untuk sejenak menyimak. Siapa sih ibu ini ?. Kok ada acara tangis menangis mulu ? Mengapa saat mendapatkan berbagai penghargaan tidak gegap gempita ? Apakah ini trik dari suatu TV berita ? atau Pencitraan bu Risma ? Bagian yang ini pasti saya dimarahin sama partisipannya he he.

Saya juga termasuk yang mengagumi beliau. Siapa sih yang tidak ikut bangga. Paling tidak sesama perempuan jika bisa mendobrak suatu tatanan pastilah ikut bangga. Dibagian ini lah saya sebagai orang awam ingin mengupasnya. Mengapa kok bu Risma seperti mutung atau ngambek. Bicara diberbagai media berulang kali merasa tertekan, ingin segera mundur dari jabatan walikotanya.

Karena penasaran akhirnya saya simak beritanya juga saya cari berita online nya, tidak ada yang secara gamblang menyampaikan penjelasan. Mengapa ingin mundur ? Berbagai rumor bermunculanterutama dipicu dari ketidaksetujuan atas pemilihan wakil walikota Surabaya. Tapi......bukankah bu Risma juga satu partai juga dengan calon wakilnya ini ? Pertanyaan naïf saya lontarkan, ngobrol dong!

Ternyata demikian sulitnya dinegeri ini dengan teman sejawat satu partai pun kita harus hebohbercerita ke berbagai pihak soal ketidaksukaan kita akan suatu prosedur.Akhirnya saya mengambil kesimpulan sendiri, dari sisi perempuan. Ketika situasi mulai tidak mengenakkan. Pendapat kita tidak didengar. Tidak dipedulikan .Jalan satu satunya ya ngambek (saya belum mendapat padanan kata yang pas, ini ngambek dalam arti positif loh). Menurut saya keinginan ingin mundur adalah salah satu bentuk ngambeknya beliau

Ini seperti relasi dalam rumah tangga, kadang kita ...maaf maksudnya saya he he ketika awal pernikahan. Jika ada suatu pendapat atau keinginan tidak cocok dengan suami. Jalan terakhirnya ya ngambek itu (tutup muka). Sampai suatu kesadaran muncul, hei...suamimu itu memangnya bisa dengar kata hatimu ? please deh...ngobrol baik baik aja he he.

Dan inilah yang terjadi di negeri ini setelah sebulan ngambeknya bu Risma, maka jreng jreng..... berkunjunglah ibu Ketua partai menenangkan beliau. Mendamaikan hatinya. Dan pertanyaan yang menggelitik saya, kok baru sekarang sih ? Mengapa setelah terjadi demo dan berita panas menggulir tanpa arah, baru diselesaikan ? Apakah harus selama itu ? Mengapa tidak segera dipanggil keduanya segera setelah berita muncul, kan sang wakil juga puteranya penggede partai itu? Terlalu naïf kata suami saya. Ini politik bunda !! (saya melongo)

Habis energi kita, jika selalu hal seperti ini yang menjadi trending topic. Wallahu Alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline