Lihat ke Halaman Asli

Nurhayati _07

Mahasiswa

TRADISI TOLAK BALA PADA MASYARAKAT MELAYU ROKAN HILIR RIAU DAN MINANGKABAU SUMATRA BARAT.

Diperbarui: 7 Maret 2021   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tradisi adalah gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar masih ada kini, belum dihancurkan, dirusak, dibuang, dan dilupakan. Tradisi adalah warisan yang harus dilestarikan agar tidak hilang. Setiap masyarakat bangsa di dunia memiliki tradisi dan  kebudayaan, meski bentuk dan corak yang berbeda-beda dari masyarakat bangsa yang satu ke masyarakat bangsa lainnya. Tradisi dan kebudayaan secara jelas menampakkan kesamaan kodrat manusia dari berbagai suku, bangsa, dan ras.

 

Salah satunya dapat kita mengetahui tradisi tolak bala yang merupakan tradisi keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan untuk membebaskan diri dari pengaruh jahat dan membuang sial pada kepercayaan yang ada di daerah tersebut.

Bisa kita lihat dari tradisi yang berada di masyarakat Melayu Rokan Hilir dan Minangkabau Sumatra Barat. Pada masyarakat Melayu Rokan Hilir tradisi tolak bala sering dikenal dengan ratib rambai, dan pada masyarakat Minangkabau Sumatra Barat juga memiliki tradisi tolak bala yang sering di kenal dengan bakaua.

 

Tradisi tolak bala pada masyarakat Melayu Riau khususnya Rokan Hilir dikenal dengan ratib rambai, tradisi ini merupakan tradisi yang dilakukan untuk menolak bala serta membuang segala bentuk hal-hal buruk dan juga wabah penyakit yang ada tempat mereka tinggal, masyarakat membaca doa atau berzikir secara bersama sama dengan menggunakan sampan melewati sungai dari makam datuk rambai ke kuala. Tradisi tolak bala pada masyarakat Melayu di khususkan untuk para laki-laki. Pelaksanaan ratib rambai dilaksanakan pada hari keempat lebaran Idul Fitri atau di tanggal 4 Syawal.

 

Pada masyarakat Minangkabu Sumatra Barat juga memiliki tradisi  tolak bala yang sering dikenal dengan bakaua. “Bakaua di Sumatra Barat merupakan tradisi tolak bala yang dilakukan masyarakat zaman dahulu dengan berkeliling kampung, membacakan doa bersama sambil membakar kemenyan, sebagai bentuk bahwa manusia merupakan makhluk lemah bagian dari alam ini. Bakaua juga menerapkan nilai-nilai kearifan lokal dapat menjadi resep utama agar tidak tercekam rasa takut berlebihan serta mampu menghindari berbagai penyakit,” penjelasan dari Dr. Hasanuddin, M.Si. (Dosen FIB Universitas Andalas).

Tradisi bakaua ini sudah jarang ditemuakan karena banyak faktor yang menyebabkan tradisi ini mulai dilupakan pada masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat.

Setelah kita mengetahui tradisi tolak bala yang ada di masyarakat Melayu Rokan Hilir Riau dan Minangkabau Sumatra Barat betapa beragam tradisi yang ada di Indonesia. Ini merupakan bukti bahwa ini Indonesia memiliki banyak tradisi. Untuk itu kita sebagai generasi penerus harus melestarikan tradisi-tradisi yang ada agar tidak dilupakan oleh perkembangan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline