Lihat ke Halaman Asli

Nur hayati

Bismillah

Wanita dan Masa Remaja

Diperbarui: 26 Januari 2022   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika seorang gadis kecil memasuki usia remaja, dia bagaikan bunga mawar yang sedang mekar. Warnanya yang rupawan menggoda setiap mata untuk memandangnya. Semerbak harumnya menarik minat sang kumbang untuk menghisap sarinya. 

Bunga mawar, tanpa seorang tukang kebun yang menjaganya, menyiram, dan melindunginya dari tangan-tangan jahil yang menyentuhnya, ia akan layu dan daun-daunnya akan mengering, sehingga tidak lagi harum mewangi dan sudah tidak nyaman dipandang mata.

Begitu juga seorang gadis remaja. Butuh seseorang yang bisa melindunginya dan menjaga dari tangan-tangan jahil lelaki yang ingin menyentuhnya, atau kata-kata cinta dan rayuan-rayuan gombal mereka yang kerap membuat terlena, itu karena dia hanyalah gadis kecil yang belum banyak makan garam kehidupan. Begitu lugu dan mudah termakan kata-kata manis dan janji-janji indah. Dia masih buta tentang cinta, belum sekalipun mengalami indahnya masa percintaan dan lika-liku hubungan lain jenis.

Ketika Gadis Remaja beradu pandang dengan seorang pria tampan kali pertama, pasti jantungnya berdetak kencang. Bisa saja jatuh cinta pada pandangan pertama. Jika ia lebih mengedepankan perasaan daripada logika akan mudah terjerumus ke dalam permainan cinta laki-laki yang dicintainya, kecuali bila Sang Arjuna adalah tipe laki-laki yang bertanggung jawab. Jika tidak hanya akan menjadi bulan-bulanan cinta lelaki hidung belang yang hanya ingin bersenang-senang.

Hati Gadis Remaja laksana kebun bunga yang terbuka lebar bagi siapa saja yang berhasrat memasukinya. Salah satu pintu masuk ke dalamnya adalah janji-janji manis yang menggoda, hadiah-hadiah yang menggiurkan. Begitu murahkah hati seorang wanita? Bisa dibeli hanya dengan janji-janji dan hadiah?

Jika seorang wanita sudah pernah merajut benang 'Cinta Terlarang' pada masa remajanya, cinta itu akan tetap membekas di hatinya ketika sudah menikah, bayang-bayang keindahan Cinta Pertamanya mengusik pikiran, dan mendorongnya untuk mengulanginya kembali, apalagi hati gadis remaja yang belum pernah mengenal cinta. Bagaikan kertas putih bersih tak bernoda. Maka ketika sudah dewasa, bekas-bekas Cinta Pertamanya itu akan melekat seperti noda hitam yang menempel di kertas putih itu. Tak lekang oleh panas tak Lapuk karena hujan.

Masa remaja identik dengan kondisi kejiwaan yang labil, secara kejiwaan belum matang dan mudah terombang-ambing. Remaja seringkali mengimitasi hal-hal yang sering ia jumpai dalam pergaulannya sehari-hari. Sering berpikir mengikuti cara berpikir orang-orang yang diakrabi dan sering dijumpainya. Dengan kata lain perilaku, akhlak dan kepribadiannya adalah potret dari lingkungan tempat yang hidup dan berinteraksi.

Benar apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah Haditsnya bahwa seorang itu cenderung mengikuti kebiasaan temannya. Jika hendak memilih teman, maka Lihatlah dulu akhlak dan kebiasaannya. Artinya, jika ingin tahu kepribadian seseorang cukup lihat siapa temannya.

Tumbuhan yang baik dan subur akan menghasilkan buah yang baik dan sehat ketika seorang gadis tumbuh berkembang ditengah-tengah lingkungan keluarga yang menerapkan hukum-hukum Allah, maka akan tumbuh menjadi gadis yang berakhlak mulia memiliki hati yang suci, dan bias-bias ketakwaan mewarnai segala tentang tunduk dan ucapannya. Ketika tiba saatnya dipersunting, maka sang suami mendapatkannya seperti mutiara yang terlindungi, tak pernah tersentuh tangan lain selain tangan suaminya. Gadis seperti inilah yang mahal harganya, bagaikan barang berharga yang pembelinya tidak sungkan untuk melawannya dengan harga tinggi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline