Lihat ke Halaman Asli

Nur Haswindar

Mahasiswa

Pertanyaan Endro Satrio Wicaksono

Diperbarui: 6 Mei 2024   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menyangkut proses pengembangan produk, bagaimana pendapat anda serta solusi apa yang bisa anda berikan terhadap fenomena yang ada d pasaran dimana terjadi pengelompokan kelas konsumen yakni konsumen kelas atas , menengah dan kebawah yang dimana target pasar yang berbeda" ini membutuhkan kualitas , manfaat dan harga barang yang berbeda?

Pendapat kami tentang fenomena pengelompokan kelas konsumen itu netral terjadi dalam pemasaran. Di mana itu juga salah satu strategi mendapatkan profit dari bisnis dengan cara mengenali karakteristik konsumen yang akan di layani, dengan demikian juga kita bisa tentukan strategi pemasaran produk terkait kualitas bahan baku, kemasan, harga, saluran distribusi dan sebagainya. Dan kita dapat menyesuaikan finansial dan kebutuhan konsumen.

Terkait solusi yang kami berikan lebih ke contoh, misalkan saat anda akan berbisnis menjual atau memproduksi suatu produk. Penting bagi anda untuk memahami perilaku konsumen, anda harus benar-benar memerhatikan agar dapat menyesuaikan finansial dan kebutuhan konsumen. Perhatikan pengelompokan kelas konsumen di bawah ini!.

a. konsumen kelas atas. Konsumen ini dikategorikan kaya dan berkecukupan secara finansial. Cenderung mengutamakan kualitas, memenuhi gaya hidup, dan brand royal (di mana bila sudah nyaman menggunakan suatu brand produk, maka konsumen kelas atas cenderung untuk terus menerus menggunakan produk tersebut).

b. Konsumen kelas menengah. Konsumen ini boleh dikatakan berpenghasilan cukup tapi berlebih secara finansial. Cenderung mengutamakan manfaat, memenuhi kebutuhan hidup dan brand switcher (mementingkan manfaat suatu produk, konsumen kelas menengah cenderung kurang memedulikan keberadaan brand tersebut).

c.  Konsumen kelas bawah. Konsumen dengan penghasilan rendah dan belum mapan secara finansial, cenderung mengutamakan efisiensi, sensitif terhadap harga, dan brand ignorance (tidak memedulikan brand. Bagi mereka, yang penting harga murah. Bahkan, jika produk curah atau tiruan pun tidak masalah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline