Menurut Elizabeth Sulzby "1986", Literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi "membaca, berbicara, menyimak dan menulis" dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Literasi adalah sebuah skill yang dimiliki seseorang baik dari segi kemampuan dalam berbicara di depan umum , mendengarkan informasi dengan baik dan menyampaikan kembali pada orang serta menuliskan apa yang di dengar dan didapat. Skill ini tidak semu dimiliki oleh banyak orang. Terkadang ada yang bisa bicara didepan oarng banyak akan tetapi tidak bisa menulisknnya kembali. Ada yang bisa menulis tapi tidak bisa menyampaikan nya pada orang lain secara lisan dan sebaliknya
Kemampuan berliterasi ini di latih pada setiap hari jumat dan di lakukan oleh murid UPT SMP Negeri 2 Tigaraksa. Semua murid mendapakan giliran , gikiran perwakilan kelas. Kali ini yang bertugas adalah murid kelas 7b. Semua pelaksana mendapaktan tugas yang berbeda-beda . Ada yang berperan sebagai pembawa acara, sebai pembaca Alquran berserta artinya, membawakan pidato tiga bahasa dan membacakan novel yang dipilih dan di seleksi terlebih dahulu oleh wali kelas. Pidato tiga bahasa yang di sampaikan dengan menggunaka bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang.
Sorak sorai audience bergema ketika giliran pidato bahasa Jepang di sampaikan mulai dari pengenalan nama. Watasino namae wa Aninda desu. Aninda adalah murid yang menyampaikan pidato itu. Pidataonya tentang GOMI ( Sampah). Selanjutnya Pidatao bahasa arab yang berjudul israk mikraj disampaiak olhe adanda Raditia Alfath. Dan yang terakhir adalah pidato bahasa inggris tentang Insecure dibawakan oleh Rahcma. Mereka menyampaikan cukup fluently untuk usia mereka yang notabenenya tidak ada belajar bahasa arab dan jepang. Semua anak memiliki kemampuan yang sudah ada dari lahir tinggal guru untuk mengarahkan dan menggali potensi mereka.
Tidak mudah membawakan pidato dengan menggunakan bahasa asing. Apapun hasil penyampaiannya ya itulah usaha dan karya mereka. Mereka sudah hebat bisa sampai pada titik tersebut sebagai pendidik perlu mengapreasiasi mereka. Kembali lagi pada tujuan literasi adalah mengakomodir voice,choice dan ownership murid. Ketika murid bahagia dan bangga merupakan salah satu indicator sekolah menyenangkan. Mari ciptakan zona nyaman dan menyenangkan untuk murid kita agar mereka bahagia dunia dan akhirat sebagaiman cita-cita bapak pendidikan KI Hajar Dewantara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H