Awal mula terjadinya alam semesta terbentuk satu massa yang besar (nebula primer). Terjadilah ledakan besar atau ledakan pemisah sekunder (Big Bang) yang mengakibatkan pembentukan galaksi yang terbagi dalam planet, matahari, bulan, dan lainnya. Beda halnya dalam Al-Qur'an tentang proses penciptaan manusia yang diterangkan satu ayat lengkap pada [Al-Qur'an Surat al-Hajj/22:5].
Artinya:"Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah."
Penafsiran ayat ini menjelaskan tentang proses penciptaan manusia berawal dari nabi Adam melalui fungsi reproduksi dengan melibatkan suami dan istri yang di beri kekuatan untuk mengandung bagi perempuan dan laki-laki memberikan cairan dalam bentuk sperma sebagai cikal bakal anak.
Dalam kutipan novel hujan yang berani mengimplikasikan keadaan bumi pada tahun 2040-an: "Bumi memiliki daya tampung. Jika manusia terus berkembang biak, kita akan punya masalah serius." Dari kutipan tersebut menunjukkan bertumbuhnya evolusi manusia semakin memperburuk keadaan Bumi, tidak hanya itu semakin banyak evolusi manusia akan semakin banyak membutuhkan SDM (sumber daya alam).
Charles Darwin menyatakan dari evolusi seperti adaptasi, reproduksi, dan seleksi alam sebagai dasar untuk menjelaskan perilaku manusia tertentu untuk bertahan hidup. Jika manusia seiring berjalannya waktu mengalami perubahan sosial budaya, maka dalam teori Charles Darwin yang berbunyi "Bukan yang kuat yang bertahan, tapi yang bisa menyesuaikan diri." Ketika manusia beradaptasi terhadap lingkungan untuk survive dan yang menjadi tantangan ialah jika manusia dapat beradaptasi dengan lingkungan untuk bertahan hidup, di sisi lain terdapat bencana alam yang juga dapat mengurangi populasi manusia.
"manusia mungkin saja merasa berkuasa di atas muka bumi, merasa sebagai spesies paling unggul, tapi mereka sebenarnya dalam posisi lemah saat berhadapan dengan kekuatan alam". [Hujan, Tereliye].
Bertepatan pada tanggal 11 Juli 2022, memperingati hari populasi sedunia. Di mana populasi manusia yang semakin tahun bertambah banyak, jangan sampai memperparah kerusakan alam, karena untuk bertahan hidup saja kita masih membutuhkan dan berdampingan dengan alam.
#SavetheEarth
#WordPopulationDay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H