Lihat ke Halaman Asli

Siswa Berkebutuhan Khusus (ABK) di Sekolah Inklusi Membutuhkan Pembelajaran yang Berdiferensiasi

Diperbarui: 28 November 2023   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di SDIT Al-Ittihad menjadi salah satu yang ditunjuk untuk melaksanakan program inkluisi di Pekanbaru. Tercatat setiap tahunnya siswa ABK masuk ke sekolah inkluisi SDIT Al-Ittihad, siswa ABK ada disetiap jenjang / kelas paralel, siswa ABK belajar setiap harinya sama dengan siswa yang lain. Jenis ABK yang ada di sekolah juga berbeda-beda, ada yang slow learner, ADHD, autis dan juga tuna rungu. Keberadaan siswa ABK di kelas tentunya mempengaruhi atmosfer yang ada di dalam kelas, untuk itu siswa ABK yang akut seperti autis dan tuna rungu membutuhkan shadow teacher, karena guru-guru di sekolah belum mumpuni untuk mengatasi segala keperluan dan kebutuhan siswa tersebut dalam proses pembelajaran.

Keberadaan siswa ABK di kelas memberikan manfaat bagi guru dan juga siswa, manfaatnya adalah menumbuhkan sikap sabar kepada guru dan peserta didik yang lain jika mereka merasa terganggu oleh siswa ABK, menumbuhkan rasa sayang dan saling menerima keadaan masing-masing, menumbuhkan sikap saling menerima segala kekurangan dan kelebihan yang diberikan oleh Allah kepada manusia sehingga keberadaan siswa ABK bisa diterima oleh lingkungan sekolah tanpa merasa mereka dikucilkan.

Dalam pembelajaran siswa ABK memang membutuhkan effort yang luar biasa bagi guru, dimana guru harus memikirkan banyak cara, banyak solusi agar tujuan pembelajaran tercapai, selain memberikan model pembelajaran berdifrensiasi guru juga harus memikirkan banyak jenis media yang mendukung semua kebutuhan siswa, baik siswa yang visual, real objek, auditorial, dll, walaupun di sekolah SDIT Al-Ittihad tujuan pembelajaran buat siswa ABK dan siswa yang normal berbeda, namun tetap guru harus berupaya untuk mengembangkan kognitif siswa agar bisa berkembang dengan baik, nah untuk itulah guru selalu dibekali dengan pelatihan dalam memahami siswa berkebutuhan khusus, bagaimana mengatasi perbedaan siswa serta menerapkan model pembelajaran yang berdifrensiasi di sekolah, agar anak-anak yang berkebutuhan khusus dan normal sama-sama mendapatkan hak mereka dalam mendapatkan pembelajaran yang layak.

Di sekolah SDIT Al-Ittihad juga ada 2 guru psikolgi dan 1 guru BK, dengan adanya guru psikolgi dan BK membuat pekerjaan guru dan orang tua terbantu, guru psikologi dan BK memberikan beberapa terapi buat siswa ABK baik itu dilaksanakan di sekolah maupun di rumah. Dukungan orang tua dalam meningkatkan akademis siswa ABK sangat berperan banyak, karena sebagian dari siswa ABK membutuhkan terapi dan selalu konsultasi pada dokter tumbuh dan kembang anak. Alhamdulillah sejalan dengan waktu siswa ABK memiliki banyak kemajuan, biasanya ada shadow teacher pelan-pelan siswa ABK tidak butuh shadow teacher lagi, dan siswa ABK pun mampu belajar seperti siswa yang lainnya, dan mampu mengerjakan soal sama seperti teman yang lainnya juga. Menurut saya sekolah inkluisi sangat banyak membantu siswa ABK dalam perkembangan kognitif dan perilaku anak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline