Lihat ke Halaman Asli

Reza Nurhasanah

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

JUMSIH: Langkah Warga RW 07 Sukabakti, Sukapura Bandung untuk Meningkatkan Pemukiman yang Bersih dan Nyaman

Diperbarui: 10 Agustus 2022   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Warga RW 07 (sumber: dokumen pribadi)

Pada hari Jumat 22/07/2022 lalu, warga RW 07 Sukabakti, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong bersama-sama bergotong royong untuk membersihkan wilayah pemukiman RW 07. Dengan dukungan, dorongan, dan bantuan dari Ketua RW 07, yaitu Bapak Hendra bersama istri, beserta Ketua RT dan Mahasiswa UPI Kampus Cibiru yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Kegiatan Jumat Bersih atau yang kerap disebut JUMSIH, sudah menjadi budaya di RW 07 Sukabakti, namun pada saat pandemi dikabarkan bahwa: pihak Kelurahan Sukapura menghentikan kegiatan ini sementara waktu untuk mengurangi jumlah penyebaran virus Covid-19. Seiring dengan berjalannya waktu dan turunnya jumlah Covid-19, pada akhirnya warga RW 07 beserta Mahasiswa UPI Kampus Cibiru bersama menumbuhkan kembali kegiatan JUMSIH di RW 07 Sukabakti.

Kegiatan Jumat Bersih ini selain bertujuan membuat pemukiman bersih dan nyaman, kegiatan ini juga memiliki makna tersirat seperti: mempererat silaturahmi antar warga, dan menumbuhkan kesadaran warga untuk memelihara dan menjaga lingkungannya agar tetap bersih dari sampah terutama sampah yang susah terurai seperti: sampah plastik, sampah kaleng alumunium, sampah kaca, sampah sterofoam, sampah popok bayi dan pembalut, juga sampai anorganik lainnya yang memerlukan ratusan bahkan ribuan tahun untuk dapat terurai.

Dari hasil kegiatan Jumat Bersih kemarin, sampah-sampah yang dikumpulkan ke dalam karung atau trash bag, kebanyakan berupa sampah plastik yang didapat dari tumpukan tanah, pinggir jalan, ataupun selokan. 

Dari kegiatan Jumat Bersih tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampah plastik yang telah tertimbun tanah sekali pun akan tetap sulit untuk terurai. Sampah plastik membutuhkan ratusan hingga ribuan tahun untuk terurai, meskipun nantinya akan terurai, sampah plastik akan menjadi bagian kecil dari plastik yang sering ditemui di dalam air minum maupun air laut, yang disebut dengan mikroplastik.

Mikroplastik atau merupakan potongan-potongan kecil plastik memiliki ukuran kurang dari 5 milimeter (<5 mm), bahkan sering tidak terlihat oleh mata telanjang. Mikroplastik dapat berbahaya apabila terminum, tertelan, dan terhirup dari asap pembakaran sampah plastik yang mana dampaknya akan membahayakan kesehatan tubuh mulai dari ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan), kanker, penyumbatan saluran usus, perubahan pola makan, penghambat pertumbuhan, dan penghambat kesuburan (S. Wright dan F. Kelly, dalam Faujiah dan Wahyuni, 2022).  Adanya temuan mikroplastik pada air minum kemasan yang ditemukan oleh peneliti dari Amerika Serikat sebanyak 93% dari 259 botol dari 11 merek yang dijual di beberapa negara termasuk Indonesia menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Maka dari itu, Mahasiswa UPI mengajak dan menghimbau warga untuk mengurangi penggunaan plastik dalam sehari-hari, seperti: menggunakan tempat makan dan botol minum untuk bekal anak dan suami, menolak menggunakan kantong keresek dengan membawa tote bag atau kantong yang bisa digunakan berulang kali, sehingga harapannya, dengan dilaksanakannya kegiatan Jumat Bersih ini, warga RW 07 Sukabakti kembali membudayakan kebiasaan yang ada yaitu: Jumat Bersih.

Sumber: bit.ly/apaitumikroplastik

 Dengan begitu, bukan hanya membuat warga semangat dan antusias untuk  menjaga lingkungan agar bersih dan nyaman, tapi juga memperpanjang tali silaturahmi antar warga dan Mahasiswa UPI Cibiru. Jika tidak ada yang memulai, siapa lagi? Jika tidak kita siapa lagi?

Dokumen Pribadi

Referensi: Faujiah, I. N., & Wahyuni, I. R. (2022, March). Kelimpahan dan Karakteristik Mikroplastik pada Air Minum serta Potensi Dampaknya terhadap Kesehatan Manusia. In Gunung Djati Conference Series (Vol. 7, pp. 89-95). https://ejournal.undip.ac.id/index.php/presipitasi/article/view/33841/pdf




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline