Lihat ke Halaman Asli

Belajar Menyetir

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya sudah dari tahun 2000 aku mulai belajar mobil kijang dengan diajari sopir nya tante. Waktu itu aku sudah bisa menjalankan mobil, tapi masih gugup karena aku masih kaget dan terheran-heran , kok bisa ya alat sebesar ini kita jalankan.hahhaha norak ya..Well itu 9 tahun yang lalu dan sekarang, aku diharuskan bisa nyetir, ah aku harus memulainya lagi.

Karena keperluan research, mau ga mau aku harus belajar menyetir mobil. Tanya sana sini, ada teman yang menganjurkan ngambil driver education, tapi rada mahal kurasa, yaitu harganya lebih dari 350 dollar, 6 jam. Lalu mbak Ima yang menganjurkan untuk di floor kan ke PERMIAS, siapa tahu ada yang bisa bantuin. Eh ternyata, ada beberapa kawan yang sangat baik hati ingin bantu plus mobilnya. Tapi hanya mobil manual, yang kubutuhkan. Akhirnya, betapa senangnya, ketika dapet email dari Susanto yang mengatakan bahwa dia bisa bantu dan mobilnya manual, yes yes yes yes!!!!!!!!!!!! I love Susanto, nah lo hahaha

Aku mulai belajar nyetir minggu yang lalu setiap sore setelah jam 6, aku dan Susanto janji ketemu di daerah riverside dan dia akan jemput dan bersama-sama menuju parker Spansion.
Hari pertama, aku dikenalkan dengan tools yang ada di mobilnya. Yaitu kopling, rem, gas, setir, rem tangan, dan gigi. Setelah itu, latihan nginjak gas, nginjak kopling dan nginjak rem, pasang gigi, netral dll.
Setelah itu, baru kumulai menjalankan mobil dengan instruksi Susanto. “tekan kopling, pasang gigi, tekan gas, lepas kopling bla bla bla….” katanya. Aku mengikuti instruksinya. Kami mulai muter-muter keliling lapangan, dan belajar belokan-belokan, kiri dan kanan. Kesulitanku masih pada bagaimana mengkoordinasi kedua kaki dalam menekan kopling, gas dan rem. Dengan sabar Susanto terus memberikan instruksi “ yak tekan rem, yak belok, yak bales dan bla bla bla..”. Akhirnya setelah 2 jam keliling keliling, kami sepakat untuk melanjutkannya esok harinya.

Hari kedua, aku masih saja belajar bagaimana mengkoordinasi kaki, tangan, dan pandangan. Aku sudah mulai terbiasa dan sampai pada saat Susanto menginstruksikan agar aku menuju tanjakan yang ada beberapa meter di depan kami. Dan tahukah apa yang terjadi? Alhasil karena aku panic, mobil berhenti di tengah-tengah tanjakan, untung Susanti langsung menurunkan rem tangan, syukurlah….Kalau engga, wah bisa-bisa nabrak mobil yang dibelakang. Beberapa saat kemudian, kami disamperin sama satpam nya, “ are you ok? Is Your car ok?” dia menanyakan kami. Dan kami menjawab, “yes, we are ok”. Kemudian kami turun dari mobil dan Susanto menggantikanku nyetir melanjutkan tanjakan itu. Seperti biasa, kami keeling-keliling lapangan parkir dan tanjakan itu kucoba lagi, “ tekan rem klo udah mau belok, arahkan setir buat belok, lepas, rem lepas, dan gas klo udah nanjak”, katanya. Dan aku berhasil melalui tanjakan yang berbelok kanan dan kiri itu. Alhamdulillah…yesss!!! Aku teriak dengan senang hahahhaa

Hari ketiga, seperti biasa dia menjemputku di daerah yang kami janjikan. Dan kami menuju kesana pas jam 6 PM. Kali itu dia menginstruksikan untuk latihan belokan tajam dan latihan bagaimana mengemudi di satu sisi tanpa menyenggol mobil yang lain. Hemm makin hari makin menantang saja..Dan kami keliling-keliling…saat aku mengendarai nya ke parkiran yang banyak mobil, hamper saja aku nambrak mobil yang sama-sama lagi jalan..uh..dan yang terbaik yang mesti dilakukan adalah NGINJAK REM.
Hemm setelah beberapa kali latihan, sampai pada kesimpulanku ” betapa hebatnya para supir-supir itu ya” mereka mampu berkoordinasi antara tangan dan kedua kaki, serta pandangannya. hehehmmm..dan satu lagi, aku juga jadi mulai mengagumi ANANDA NIKOLA..Nui nui dasar lo hahahahha




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline