Lihat ke Halaman Asli

Nur Hasanah

Menyelami dan meneladani makna kehidupan

Book Review | Mendakwahkan Smiling Islam, Dialog Kemanusian Islam dan Barat

Diperbarui: 17 Desember 2019   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Judul Buku         : Mendakwahkan Smiling Islam: Dialog Kemanusiaan Islam Dan Barat

Pengarang         : Prof. H. Abdurrahman Mas'ud, Ph.D.

 Penerbit             : Pustaka Compass

Tahun Terbit    : Cetakan Pertama April 2019

 Ketebalan          : 331 Halaman

*Poin Penting Isi Buku

Buku yang ditulis prof. Abdurahman Mas'ud ini merupakan autobiografi singkat tentang perjalanan hidup beliau sendiri, mulai dari masanya menimba ilmu dipondok pesantren serta pemikiran atau kumpulan tulisan beliau tentang kehidupan barat maupun Islam. 

Dalam buku karangan beliau ini memberikan pemahaman, sebagaimana faktanya bahwa Islam adalah agama yang damai anti terhadap kekerasan, tidak seperti anggapan dunia barat yang sudah mengakar. Terkait prespektif mereka tentang Islam adalah agama kekerasan. Islam yang dikenal sebagai agama yang membawa kedamaian tentu memiliki tradisi Islam ramah. Penulis memperkenalkan Islam ramah lewat perjalanan intelektualannya.

Di selang kesibukan-nya sebagai mahasiswa dan peneliti. penulis sendiri gencar-gencarnya mengenalkan wajah Islam yang sebenarnya dan membuka pemahaman dunia luar tentang Islam sebagai agama kekerasan. Sebagaimana yang dilakukan oleh penulis sendiri dengan mengundang para koleganya yang ada di Amerika untuk makan malam di kediaman penulis, dengan menyuguhkan makanan khas Indonesia. 

Sehingga mereka mulai mengenal ciri khas Indonesia, sampai pada level ciri khas keislaman di Indonesia yang selama ini mereka mengenal Islam selalu menggunakan standar timur tengah yang kerap tampil dengan wajah garang dan kurang ramah, ternyata tidak sebagaimana anggapan mereka keliru setelah makan malam itu. 

Selain itu penulis juga menggundang teman sesama mahasiswanya untuk makan malam, tujuan tersebut penulis lakukan dengan menjadi media strategis untuk menjelaskan beberapa hal yang sering mereka salahpahami seperti contohnya Islam dituduh tidak bisa memahami tetangga, Islam tidak bisa berkawan dengan yang lain, Islam sangat ekslusif dan sebagainnya. Berkat keuletan penulis dalam mengenalkan Islam ramah. Teman-teman penulis sudah sering menyebut Islam Indonesia sebagai Islam moderat. (Mas'ud, 2019: 52-53)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline