Lihat ke Halaman Asli

Nur Hasanah

TERVERIFIKASI

Peminat sastra

[41 Tahun] Pasar Seni Ancol Masih Eksis!

Diperbarui: 30 Maret 2016   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Performance art dalam perayaan hari jadi ke-41 Pasar Seni Ancol (12/3). (dokumentasi pribadi)"][/caption]Seorang gadis kecil kepincut belajar melukis ketika mengunjungi kios Naomi Art di Pasar Seni, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Lukisan-lukisan yang sebagian bergambar wajah itu mungkin tampak tak biasa baginya dan karena itu jadi memesona. Bahkan ia rela menunggu kedatangan si penyewa kios sekaligus pelukis dan perupa yang karyanya dipajang di sana, Elisa Naomi, untuk belajar melukis. Ya, seperti sebagian kios di Pasar Seni, kios Naomi Art memang selalu dibiarkan terbuka siang-malam walaupun pemiliknya tidak ada di tempat agar setiap orang yang lalu-lalang di Pasar Seni bisa terinspirasi.

[caption caption="Lukisan dan karya seni rupa Elisa Naomi di kios Naomi Art, Pasar Seni. (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Setelah menunggu lebih dari dua jam bersama ibu dan dua saudaranya, si gadis kecil akhirnya diajari melukis oleh Elisa Naomi. Sebuah tablet dengan gambar ilustrasi wajah dipampangkan di depan si gadis untuk ditiru. Si gadis tampak ragu-ragu menggerakkan kuasnya. Lalu, Naomi membimbing si gadis untuk melukis. Sesekali si gadis menahan tangannya, seperti memiliki pendapat sendiri untuk menggerakkan kuasnya. Terus tangan si gadis menari di atas kanvas hingga menyelesaikan lukisannya.

[caption caption="Si gadis kecil sedang diajari melukis oleh Elisa Naomi. (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Itulah kali pertama kedatangan si gadis ke kios Naomi Art. Tanpa direncanakan, tiba-tiba saja ia ingin belajar melukis. Mungkin saja pada awalnya ia dan keluarganya sedang bermain di area Ecopark lalu melintas sejenak di Pasar Seni, tak sengaja mata tertumbuk pada topeng-topeng styrofoam daur ulang dan lukisan-lukisan di Naomi Art dan jadilah ingin melukis.

Namun demikian, Pasar Seni dikunjungi bukan hanya karena tak sengaja oleh pengunjung Taman Impian Jaya Ancol. Tidak sedikit pula rombongan siswa yang sengaja datang untuk belajar melukis. Seperti yang dituturkan Naomi, ibu dari empat anak ini, belum lama itu mengajari 250 anak melukis. Mereka ditampung di sebuah pelataran yang lebih luas di kawasan Pasar Seni. Pelajaran melukis hanyalah salah satu hal yang ditawarkan Naomi Art. Bergabung di Pasar Seni sejak 2011, Naomi Art juga memajang lukisan, topeng, dan karya seni rupa lainnya yang dibuat Elisa Naomi.    

[caption caption="Kios Naomi Art, Pasar Seni. (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Bagaimanakah pangsa pasar di Pasar Seni? Wahono, salah satu perajin wayang kulit yang menyewa kios di Pasar Seni sejak pasar tersebut didirikan, yakni pada 1975, menuturkan bahwa pada awal didirikan, Pasar Seni sangat ramai pengunjung. Barang-barang kerajinan di kiosnya pun diburu pembeli. Wahono sampai pernah memiliki 25 karyawan. 

[caption caption="Wahono di kios kerajinan wayang kulit yang disewanya di Pasar Seni. (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Wayang kulit ukuran mini karya Wahono. (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Naomi Art dan kios Wahono hanyalah dua di antara 190 kios yang ada di Pasar Seni. Kios-kios tersebut disewakan kepada pelukis, perajin, perupa, fotografer, dan pengusaha. Menariknya, Pasar Seni menerima seniman dari semua level, tidak hanya seniman yang namanya sudah terkenal. Selain kios, di Pasar Seni juga terdapat 4 galeri untuk memamerkan karya-karya terpilih dari ke-190 kios tersebut. Salah satu galeri baru diluncurkan pada akhir Desember 2015 kemarin, bernama Mini Gallery. Galeri tersebut khusus untuk memajang karya seni berukuran kecil, yakni mulai ukuran 1 x 1 cm.    

Apa lagi yang bisa dinikmati di Pasar Seni Ancol? Bagi Anda penyuka jazz, jangan lewatkan program Friday Jazz Night. Selain itu, tidak jarang diadakan event, baik kecil maupun besar. Sebagai contoh, pada Mei 2016 akan diadakan event internasional berkaitan dengan Buddha. Dalam event-event tertentu, para seniman di Pasar Seni ditawari untuk turut berkolaborasi, misalnya dengan membuat kerajinan atau karya sesuai dengan tema yang diangkat dalam event.

Kini, Pasar Seni berusia 41 tahun. Cikal bakal Taman Impian Jaya Ancol tersebut memang tak lagi seramai dahulu, terutama pada 1980-an. Perajin Wayang Kulit Wahono menuturkan demikian. Sepuluh tahun terakhir, kejayaan Pasar Seni perlahan surut. Penjualan barang kerajinan di kiosnya pun tak seramai dahulu. Untungnya, ia masih punya pelanggan dari luar negeri. Sekali ekspor ke luar negeri, paling tidak jumlah pesanannya 15.000 unit.

Namun demikian, manajemen PT Taman Impian Jaya Ancol tidak menyerah pada kemunduran jumlah pengunjung Pasar Seni. Sekaligus memperingati hari jadi ke-41 Pasar Seni Ancol yang sebenarnya jatuh pada 28 Februari 2016 tetapi baru dirayakan pada 12 Maret 2016, Pasar Seni mulai berbenah, membuktikan diri sebagai pasar seni yang masih eksis di tengah maraknya persaingan dunia seni. Secara terjadwal, pihak manajemen menyelenggarakan pameran seni, seperti jambore seni rupa dan pagelaran seni di North Art Space Pasar Seni. Selain itu, manajemen juga berperan aktif membuka peluang seniman Pasar Seni untuk melenggang ke pasar internasional.

[caption caption="Kawasan Pasar Seni Ancol, adem dan cantik. (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Pasar Seni adalah aset berharga, tempat yang tepat untuk memperkenalkan kesenian kepada masyarakat umum, terutama untuk menanamkan minat berkesenian kepada anak-anak, tempatnya pecinta seni memburu barang-barang seni, dan tempatnya kebudayaan leluhur dilestarikan. Alangkah eloknya jika Pasar Seni kembali berjaya seperti era awal pendiriannya. Ini tidak berarti selalu bicara tentang uang, tetapi juga apresiasi terhadap seni dari masyarakat dan gejolak seniman dalam berkarya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline