Lihat ke Halaman Asli

Perbedaan Saham dengan Obligasi dalam Hal Tertentu

Diperbarui: 15 Mei 2016   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

            Saham dan obligasi merupakan dua surat berharga paling popular di pasar modal. Saham dan obligasi memiliki beberapa perbedaan yang sangat signifikan.

            Saham merupakan surat berharga yang bersifat penyertaan, artinya jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, maka ia telah melakukan penyertaan modal atas perusahaan tersebut. Sedangkan obligasi merupakan surat berharga utang, artinya jika seseorang membeli obligasi suatu perusahaan, maka ia telah meminjamkan dana ke perusahaan tersebut.

            Pada saat pertama kali diterbitkan, masa berlaku suatu obligasi sudah ditentukan secara jelas. Berbeda dengan obligasi, umur saham tidak terbatas, artinya selama perusahaan penerbit saham tersebut masih berdiri, maka saham perusahaan tersebut pada dasarnya masih berlaku.

            Pada dasrnya obligasi memberikan pendapatan tetap berupa bunga yang diberikan secara periodik kepada investor dan peluang mendapatkan keuntungan berupa capital gainjika obligasi tersebut dijual. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan berupa dividen jika perusahaan tersebut mendapatkan laba, dan keuntungan lain berupa capital gainjika pemegang saham menjual saham tersebut lebih tinggi dari harga belinya.

            Pemegang saham secara bersama-sama berhak untuk menentukan jalannya perusahaan. Dengan kata lain, pemegang saham memiliki hak suara untuk menentukan jalannya kebijakan perusahaan. Dan sebaliknya, pemegang obligasi tidak memiliki hak suara untuk menentukan jalannya perusahaan.

            Jika suatu ketika terjadi likuidasi atau lebih dikenal dengan istilah gampangnya yaitu perusahaan dibubarkan, maka pemegang saham akan mendapatkan pembagian terakhir setelah asset-aset perusahaan dijual. Sedangkan pemegang obligasi akan mendapatkan prioritas utama atas hasil penjualan asset-aset tersebut. Itulah sebabnya obligasi dikatakan memiliki posisi senior, sementara saham dalam posisi junior jika perusahaan dibubarkan.

            Dana yang dibutuhkan investor untuk berinvestasi pada obligasi relatif besar, mengingat harga satuan obligasi lebih mahal dibandingkan dengan saham. Maka sangat tidak mengherankan jika investor obligasi umumnya investor institusi seperti lembaga perbankan atau reksadana.

            Dengan beberapa uraian tentang perbedaan antara saham dengan obligasi di atas, maka jelas sudah apa saja yang membedakan obligasi dengan saham dalam konteks sifat, jangka waktu, keuntungan, hak suara, dan hak atas likuidasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline