Teori Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi adalah konsep penting dalam studi komunikasi yang mempertimbangkan bagaimana keanggotaan dalam kelompok sosial dapat memengaruhi perilaku komunikasi individu. Teori ini mencakup beberapa aspek, termasuk konformitas, fasilitasi sosial, dan polarisasi.
Konformitas adalah salah satu elemen kunci dalam teori ini. Ini merujuk pada kecenderungan individu untuk menyesuaikan perilaku mereka dengan norma-norma atau ekspektasi kelompok. Dalam kelompok yang kuat, individu mungkin merasa tekanan untuk mengikuti norma kelompok, bahkan jika itu bertentangan dengan keyakinan atau preferensi mereka sendiri. Konformitas dapat memengaruhi cara individu berkomunikasi, karena mereka mungkin akan mengekspresikan pandangan yang sejalan dengan kelompok mereka, bahkan jika mereka memiliki pandangan yang berbeda.
Fasilitasi sosial adalah fenomena di mana individu cenderung berkinerja lebih baik saat ada di hadapan anggota kelompok dibandingkan ketika mereka berkomunikasi secara individu. Ini terkait dengan dorongan dan motivasi yang muncul dalam konteks kelompok, yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas komunikasi. Polarisasi adalah efek yang mungkin terjadi ketika anggota kelompok berkomunikasi secara internal. Polarisasi merujuk pada peningkatan perbedaan pendapat atau keyakinan antara anggota kelompok yang semakin memperkuat pandangan mereka sendiri. Dalam kelompok yang mendasarkan komunikasinya pada konsep polarisasi, anggota kelompok cenderung semakin mempertahankan keyakinan mereka sendiri, yang dapat mengarah pada konflik atau ketegangan dalam kelompok.
Teori ini membantu dalam memahami kompleksitas komunikasi dalam kelompok sosial. Hal ini juga menyoroti pentingnya kesadaran terhadap pengaruh kelompok dalam pembentukan perilaku komunikasi individu. Memahami teori ini dapat membantu individu dalam memilih apakah akan mengikuti norma kelompok, bagaimana berkinerja lebih baik dalam kelompok, dan bagaimana mengelola polarisasi dalam komunikasi kelompok. Ini memiliki implikasi yang signifikan dalam berbagai konteks, termasuk organisasi, politik, dan masyarakat secara umum.
contoh studi kaus:
Komnas HAM Kalbar Perjuangkan Hak Konstitusional Kelompok Rentan
Jenis Diskusi: Diskusi Sosial
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kalimantan Barat, Nelly Yusnita, telah menyatakan komitmennya dalam memperjuangkan hak konstitusional bagi kelompok rentan dalam penyelenggaraan Pemilu. Dalam sebuah diskusi di Sekolah Tinggi Benjamin Franklin, Nelly Yusnita mengungkapkan bahwa Pemilu bukan hanya tentang memberikan legitimasi bagi kekuasaan politik dan memenuhi prosedur rutin dalam negara demokratis, tetapi juga merupakan nilai penting dalam hak konstitusional warga negara sebagai bagian dari hak asasi manusia dan kedaulatan rakyat. Meskipun demikian, Nelly Yusnita juga menyoroti ketidaksetaraan hak dan berbagai bentuk pengabaian yang terjadi terhadap kelompok-kelompok rentan selama proses pemilu, seperti hak untuk memilih, hak untuk dipilih, dan hak untuk berpartisipasi secara substansial. Diskusi ini bertujuan untuk mempromosikan kerjasama antara Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan lembaga-lembaga negara serta pemerintah, terutama dalam persiapan Pemilu tahun 2024. Penekanan pada hak asasi manusia dalam proses pemilu menjadi aspek penting dalam memastikan proses demokratis yang inklusif dan adil bagi semua pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H