Lihat ke Halaman Asli

Ayo Ikut Diklat Online

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Diklat online merupakan pengalaman baru bagi saya. Untuk pertama kalinya saya memberanikan diri mendaftar diklat online dan alhamdulillah diberi kesempatan oleh P4TK untuk bergabung. Sebelumnya saya sempat ragu karena merasa tidak percaya diri dengan kemampuan dalam bidang IT sehingga sebelum-sebelumnya tidak pernah mencoba mengikuti diklat online seperti diklat online geogebra. Saya sama sekali belum punya bayangan, akan seperti apa diklat online tersebut, apakah saya dapat mengikuti dengan lancar dan bagaimana proses diklatnya berlangsung.

Beberapa hari menjelang diklat ternyata ada tugas pra diklat yaitu membuat blog di Kompasiana, menulis artikel perkenalan diri dan membuat cerita inspiratif di blog tersebut. Wah.. belum-belum sudah tugas, bagaimana nanti kalau sudah mulai diklat? Pertanyaan itu langsung menyeruak di benak saya. Di sela-sela mengajar saya menyelesaikan tugas pra diklat meskipun saya sendiri tidak puas dengan hasil yang saya tulis karena baru pengalaman pertama dan masih bingung mau menulis apa dan mulai darimana. Pada saat pelaksanaan hari pertama diklat, kendala lain muncul yaitu untuk login ke e-training P4TK ternyata tidak semudah hanya memasukkan username dan pasword. Mencoba beberapa kali dan ternyata gagal terus sempat membuat saya panik, akhirnya saya mendapat solusi dengan bertanya melalui facebook Diklat Online. Pre tes merupakan agenda pertama, dengan tanpa persiapan apa-apa saya nekat mengikuti pre tes, dan benar saja hasilnya jelek sekali, mendapat nilai di bawah 50. Setelah itu materi berganti-ganti mulai dari pengenalan sistem e-trainig, internet, geogebra, office, KTI, Alat peraga matematika dan matematika rekreasi.

Diklat online saya ikuti di sela-sela kesibukan mengajar dan terus terang saya hanya bisa online saat di sekolah karena di rumah tidak ada sambungan internet. Beberapa teman yang mengetahui kegiatan saya sempat bertanya apa sebenarnya yang sedang dilakukan kok sibuk terus? Setelah saya jelaskan diklat online yang sedang saya ikuti ternyata mereka merasa iri kenapa hanya matematika yang ada diklat online? Guru bahasa Indonesia, guru seni bahkan guru IPA kepengin banget mengikuti diklat yang sama seandainya ada. Dari komentar teman-teman saya menjadi merasa beruntung sekali dan semakin bersemangat untuk mengikuti diklat dengan sebaik-bainya.

Tugas-tugas dari masing-masing materi berusaha saya selesaikan semaksimal mungkin, dengan bantuan rekan bahkan suami di rumah. Selama dua minggu selama diklat, hampir setiap hari saya pulang menjelang magrib, tentu saja karena saya harus tetap menjalankan tugas sebagai guru yaitu mengajar, mengadakan ulangan, menjadi pembina ekstrakurikuler OSN matematika dan ditambah diklat online. Setiap hari saya mencari waktu dan kesempatan untuk bisa berpartisipasi aktif. Bahkan hari Minggu saya sempatkan ke sekolah untuk tetap mengikuti diklat sesuai jadwal. Memang terasa berat dan susah payah, ibaratnya orang mencari pekerjaan tambahan. Mungkin akan terasa sangat berat jika tidak ada semangat dan niat dari dalam diri sendiri untuk maju.

Kerja keras selama dua minggu tidak sia-sia. Banyak sekali ilmu dan pengalaman baru yang saya dapat dan insyaallah dapat saya gunakan dalam pembelajaran dan dalam meningkatkan kompetensi. Mungkin bagi orang lain bukan hal yang besar namun bagi saya sangat banyak manfaat yang saya peroleh. Mulai dari hal yang paling kecil, misalnya dalam menulis soal matematika. Selama ini untuk menulis soal atau modul yang menggunakan gambar-gambar grafik saya selalu buntu, harus meminta pertolongan orang lain, namun dengan menggunakan geogebra ternyata hal itu tidak lagi menjadi masalah. Di dalam kelas pun langsung saya praktekkan cara menentukan penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel menggunakan geogebra dan siswa tertarik sekali, bahkan sangat penasaran dan antusias dalam belajar matematika. Pembuatan video dengan screncast juga sangat membantu saya dalam membuat media pembelajaran sehingga lebih menarik dan tidak membosankan. Guru menggunakan metode dan media yang bervariasi sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar. Belum lagi permainan yang digunakan dalam pembelajaran, contohnya kartu domino. Selama ini siswa tentu tidak membayangkan belajar matematika dengan bermain kartu. Dengan cara yang menyenangkan mereka belajar, berpikir dan menyelesaikan soal. Dengan kerja keras dan semangat juang yang tinggi, kita sebagai guru harus berkreasi dan berinovasi untuk meningktakan kualitas pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline