Lihat ke Halaman Asli

Si Ular Besi Antar Jonan jadi Menteri

Diperbarui: 16 Maret 2016   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mungkin yang dimaksud "Si Ular Besi" yang mengantar Jonan menjadi seorang menteri adalah rel kereta, yang dimaksudkan adalah sebelum Jonan menjabat sebagai Menteri Perhubungan, ia adalah Direktur Utama PT. KAI pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Perubahan yang jauh lebih baik bagi PT. KAI setelah dipimpin oleh Jonan dari yang terkesan tradisional dan mengalami kerugian pada tahun 2008 sebesar Rp. 83 Miliyar, berhasil diubah menjadi perusahaan yang rapih, tertib, bersih, sehat dan untung. Dan pada tahun 2014, PT. KAI hampir keuntungannya menyentuh angka Rp. 1 Triliyun. Bagi kebanyakan orang berpendapat bahwa memilih Jonan sebagai Menteri Perhubungan yang tidak hanya kereta dan kendaraan beroda 2 maupun 4, ia juga harus mengurus transportasi udara dan laut. 

Pada saat saya membaca buku ini, ada BAB yang menurut saya menarik untuk dibaca. Judulnya "Revolusi Angkutan Lebaran". Semua orang tahu bagaimana ramainya Indonesia, apalagi ibukota DKI Jakarta pada saat menjelang lebaran. Bagaimana banyaknya orang - orang yang ingin kembali ke kampung halaman masing - masing. Tetapi, pada saat pertama kali menangani angkutan lebaran pada tahun 2009, Jonan belum bisa melakukan banyak perubahan, maklum karena 2009 adalah tahun pertama ia menjabat sebagai Direktur Utama PT. KAI. Tetapi ia mengamati permasalahan itu dengan amat cermat. Antrean yang panjang tak berujung, dan peron yang penuh dan sesak. Suasana semakin hancur dengan diadakannya orkes dangdut di Stasiun Pasar Senen dan Stasius Gambir untuk menghibur ribuan calon penumpang kereta. Belum lagi soal calo - calo tiket kereta api yang menambah panas suasana angkutan lebaran pada tahun itu. 

Upaya penertiba sudah berkali - kali dilakukan tetapi, hasil tidak menunjukan sesuatu yang diinginkan. Walaupun belum seperti yang diinginkan, Jonan sudah menyiapkan rencana untuk perubahan besar - besaran. Ketertiban, keamanan, dan kelancaran angkutan lebaran mulai bisa dirasakan pengguna jasa pada tahun 2011. Tahun 2011 merupakan awal drastis PT. KAI, contohnya penumpang yang berniat baik kereta api dari Depo Kereta Jakarta Kota tidak diperbolehkan oleh Jajaran Kamtib Daop I. Untuk mencegah naik, memasang spanduk berisi larangan adalah salah satu usaha. Lalu, kereta dijaga oleh petugas keamanan dari Internal Brimob.

Dan buku ini juga menceritakan bagaimana Jonan memberantasi calo - calo tiket penumpang kereta api. Praktik percaloan bertujuan mencari keuntungan dengan model yang berbeda sehingga akan menambah biaya bagi konsumen, dan menguntungkan bagi segelintir orang, pelaku percaloan dan jaringannya. Tetapi, walaupun banyak sekali modus operandi di Indonesia, yang paling banyak dibicarakan dan menjadi pusat sorotan media adalah percaloan tiket KA. Lebih - lebih menjelang Angkutan Lebaran tiba. Praktik percaloan tiket angkat meningkat drastis dari Angkutan biasanya. "Percaloan tiket KA mendapat sorotan publik dan selalu menjadi buah bibir masyarakat dan media massa. Masalah percaloan tiket KA menjadi isu penting untuk diberantas oleh PT. KAI," ungkap Direktur Keselamatan dan Keamanan, Bambang Irawan, ketika berdiskusi dengan Akhmad Sujadi si penulis buku ini. Bertahun - tahun masalah percaloan ini dicoba untuk diberantasi tetapi tidak pernah tuntas dengan baik oleh PT. KAI sebagai operator maupun Direktorat Jenderal Perkeretaapian, sebagai regulator. 

"Masalah percaloan tiket KA tidak hanya merugikan penumpang, karena calo keterlaluan mengambil untung. Keberadaan calo tiket juga merugikan PT. KAI, setidaknya citra PT. KAI menjadi jelek. Contohnya tiket KA Ekonomi tujuan Surabaya di loket harganya cuma Rp45.000, di tangan para calo harganya bisa Rp150.000. karena untungnya demikian besar dan tanpa sanksi tegas dari aparat penegak hukum, calo makin banyak dan sulit diberantas," kata Kepala Regu Polsuska Pasar Senen. Tentu PT. KAI mendapatkan dampak negatif yang cukup banyak. Banyak calo yang mengaku berkerja sama dengan karyawan, petugas loket, atau para porter pengangkut barang.

Lalu, setelah Jonan pun menjabat sebagai Menteri Perhubungan pada kabinet Presiden Joko Widodo, lalu ia digantikan oleh Edy Sukmoro. Walaupun PT. KAI sudah identik dengan Ignasius Jonan. Jonan juga pernah menjabat sebagai Dirut Bahana Securitas 2001 - 2006 ini, kini telah mendapatkan tugas yang lebih luas dalam menata transportasi darat, laut, dan kereta api (KA). Modal Jonan untuk menata semua transportasi sudah ia dapatkan pada saat ia memberesi KAI. PT. KAI telah berhasil mengantarkan Jonan menjadi Menteri Perhubungan dan Jonan pun telah berjasa untuk membenahi PT. KAI yang telah dibenahi menjadi perusahaan yang berkinerja dengan baik, sehat dan bersih serta mensejahterakan karyawannya. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline