Di Serendipity (2001), kita bisa memandang takdir wabilkhusus soal jodoh, dalam kacamata lebih ringan.
Seorang pria, Jonathan Trager (John Cusack) berebut kaus tangan diskon dengan Sara Thomas (Kate Beckinsale) di Bloomingdale's. Keduanya lalu ngobrol (klasik dan khas). Alkisah, Sara adalah perempuan yang percaya takdir. Dia yakin, bahwa jika memang keduanya ditakdirkan berjodoh, sebuah mekanisme alam akan mempertemukan kembali.
John menulis nomor kontak di selembar uang dollar, yang kemudian dipakai Sara membayar di sebuah kios. Sara menulis nomornya di lembar buku Love in the Time of Cholera karya Gabriel Garca Mrquez. Jika memang jodoh, uang dan buku itu, entah bagaimana, akan kembali pada keduanya.
Uniknya, persoalan jodoh itu justru menguat di hari-hari menjelang keduanya menikah, dengan pilihan masing-masing. Bertahun-tahun setelah perpisahan mereka.
Sara tak sengaja menemukan uang itu di dompet milik temannya. Sedang John menerima hadiah buku dari calon istrinya. Buku bekas dimana Sara menulis nomor teleponnya.
Keduanya tak jadi menikah dengan calon masing-masing. Lalu sebuah mekanisme alam, mempertemukan keduanya di arena ice skating. John yang sedang duduk di tengah lapangan, kejatuhan satu sisi kaos tangan yang dilemparkan Sara.
***
Sekilas, soal jodoh ini jadi tak adil. John dan Sara sudah melewati sekian tahun bersama calon masing-masing, bahkan akan menikah dalam hitungan hari. Mengapa mekanisme alam yang sulit dijelaskan logikanya itu, kemudian terjadi dan mempertemukan keduanya? (Film kadang nggak harus logis)
Tapi, ya begitulah jodoh. Ada yang menghabiskan enam, tujuh, sembilan tahun untuk pacaran tapi tak jadi ke pelaminan. Ada yang hanya dikenalkan teman, dua bulan kemudian sudah mencetak undangan pernikahan.
Jadi, yakin saja, lelaki atau perempuan yang tinggal serumah dengan Anda dalam ikatan perkawinan sampai saat ini, adalah memang jodoh yang ditetapkan takdir tadi. Terima, pahami, dan syukuri.