Lihat ke Halaman Asli

Nur Habibah

Mahasiswa

Artikel Ilmiah : Struktur Modal

Diperbarui: 22 Mei 2024   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Struktur Modal

Pendahuluan


     Struktur modal merupakan salah satu konsep penting dalam dunia keuangan dan manajemen perusahaan. Struktur modal merujuk pada komposisi antara utang dan ekuitas yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasional dan pertumbuhan bisnisnya. Pemilihan struktur modal yang tepat sangat penting karena dapat mempengaruhi nilai perusahaan, biaya modal, dan risiko keuangan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji konsep struktur modal secara mendalam, termasuk teori-teori yang mendasarinya, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta implikasi praktis bagi perusahaan.

Latar Belakang


     Struktur modal telah menjadi topik penelitian yang intens sejak Modigliani dan Miller (1958) memperkenalkan teori struktur modal mereka. Teori ini, yang dikenal sebagai Teorema Modigliani-Miller, menyatakan bahwa dalam pasar yang sempurna, nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. Namun, dalam kenyataan, pasar tidak sempurna dan berbagai faktor seperti pajak, biaya kebangkrutan, serta asimetri informasi, dapat mempengaruhi keputusan struktur modal.

     Perusahaan harus menentukan proporsi optimal antara utang dan ekuitas untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Pilihan ini melibatkan pertimbangan biaya modal, yang mencakup biaya utang (cost of debt) dan biaya ekuitas (cost of equity). Di samping itu, risiko keuangan juga menjadi pertimbangan utama, karena penggunaan utang yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kebangkrutan.

Pembahasan

Teori Struktur Modal

       Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan yang dapat diartikan sebagai pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001).

     Menurut Van Horne and Wachowicz (2007) struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang terdiri dari utang, saham preferen dan saham biasa. Pemenuhan akan kebutuhan dana dapat diperoleh dengan baik secara internal perusahaan maupun secara eksternal. Bentuk pendanaan secara internal (internal financing) adalah laba ditahan dan depresiasi. Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan secara eksternal dapat dibedakan menjadi pembiayaan utang (debt financing) dan pendanaan modal sendiri (equity financing). Pembiayaan utang dapat diperoleh dengan melalui pinjaman, sedangkan modal sendiri melalui penerbitan saham baru

     Ada beberapa teori utama yang menjelaskan bagaimana perusahaan menentukan struktur modalnya:

  • Teori Trade-Off 

Teori ini menyatakan bahwa perusahaan akan menyeimbangkan manfaat pajak dari utang dengan biaya kebangkrutan dan biaya  keagenan. Manfaat pajak berasal dari pengurangan pajak bunga utang, sedangkan biaya kebangkrutan mencakup biaya finansial dan operasional yang timbul jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan.

  • Teori Pecking Order

Teori ini dikembangkan oleh Myers dan Majluf (1984) dan menyatakan bahwa perusahaan memiliki urutan preferensi dalam pemilihan sumber pendanaan. Perusahaan lebih cenderung menggunakan pendanaan internal (laba ditahan), kemudian utang, dan terakhir ekuitas. Alasan utama dari teori ini adalah adanya asimetri informasi antara manajemen dan investor, di mana manajemen lebih mengetahui kondisi internal perusahaan daripada investor eksternal.

  • Teori Market Timing

Teori ini menyatakan bahwa perusahaan akan memilih struktur modal berdasarkan kondisi pasar. Manajer akan menerbitkan ekuitas ketika harga saham dianggap tinggi dan sebaliknya menerbitkan utang ketika suku bunga rendah.

Tujuan dan Fungsi Strukutur Modal

     Pengelolaan capital structure bertujuan untuk memadukan sumber-sumber dana permanen yang digunakan untuk kegiatan operasional, yang akan memaksimalkan nilai perusahaan.

Tidak hanya itu, pengaturan modal ini memiliki fungsi untuk perusahaan, di antaranya:

  • Memaksimalkan Pengembalian

Pengaturan moal yang dirancang dengan baik memberikan ruang lingkup untuk meningkatkan laba per saham sehingga dapat memaksimalkan pengembalian bagi pemegang saham ekuitas dan memulihkan biaya pinjaman.

  • Mengurangi Risiko Finansial

Struktur yang benar dapat menyeimbangkan utang dan ekuitas bisnis. Dengan begitu, dapat membantu perusahaan untuk mengelola dan mengurangi risiko keuangan.

  • Meminimalkan Biaya Modal

Struktur modal dapat menyediakan perencanaan modal utang jangka panjang untuk perusahaan secara strategis. Dengan demikian, dapat membantu meminimalkan biaya modal.

  • Mengoptimalkan Pemanfaatan Dana

Pengaturan modal yang baik dan tersusun secara sistematis membantu perusahaan dalam menghasilkan output yang optimal dari dana yang tersedia.

  • Membantu Perencanaan Pajak Perusahaan

Bagi perusahaan yang memilih dana utang, pengaturan modal yang baik dapat membantu pengurangan pajak manfaat dan tabungan sehingga mengurangi biaya pinjaman.

  • Solvabilitas

Pengelolaan struktur yang baik dapat membantu menjaga likuiditas perusahaan karena modal utang yang tidak direncanakan dapat menyebabkan beban pembayaran bunga, yang dapat mengurangi kas perusahaan.

  • Meningkatkan Nilai Perusahaan

Struktur modal yang sehat dapat menarik perhatian investor untuk menanamkan saham di suatu perusahaan. Dengan begitu, dapat meningkatkan nilai pasar dari saham dan sekuritas perusahaan.

  • Fleksibilitas

Struktur modal yang baik dapat memfasilitasi ekspansi atau kontraksi modal utang agar sesuai dengan strategi dan kondisi perusahaan. Struktur modal yang baik dapat memfasilitasi ekspansi atau kontraksi modal utang agar sesuai dengan strategi dan kondisi perusahaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline