Lihat ke Halaman Asli

Pekerjaan Rumah Membuat Tekanan pada Siswa?

Diperbarui: 31 Mei 2023   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan sangat berperan penting bagi kemajuan generasi muda, pendidikan merupakan kunci dari meraih masa depan bangsa yang jauh lebih baik. Keunggulan bangsa bukan hanya dari sumber daya alam saja, tetapi juga sumber daya manusia yang terlibat didalamnya. Untuk meningkatkannya sumber daya manusia itulah perlunya proses pendidikan yang berkualitas. 

Karena pendidikan merupakan kunci kemajuan bangsa, maka ini menjadi tanggung jawab dari semua pihak, seperti pemerintah yang menyelenggarakan pendidikan, masyarakat, pihak sekolah, juga harus ikut berpartisipasi dan juga berperan dalam pendidikan tersebut. Sehingga dengan ini dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan sebuah aspek utama dari sebuah bangsa untuk mencapai tujuan atau cita-cita bangsa itu sendiri. 

Pendidikan merupakan suatu bentuk usaha sadar yang dilakukan oleh manusia, mulai dari keluarga, masyarakat pemerintah, tenaga pendidik, dan juga peserta didiknya. Dengan mengupayakan tindakan yang sadar juga berupa pengajaran, pelatihan, dan juga bimbingan. Peran guru akan lebih ditekankan pada hal ini, guru menjadi sebuah senjata utama dari kegiatan pendidikan. 

Berjalannya suatu pendidikan juga didasari oleh guru yang handal dan juga profesional dalam bidangnya, selain itu juga dari proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru terhadap peserta didiknya. Suatu upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga pendidik agar pembelajarannya berjalan dengan lancar dan tujuannya menciptakan generasi yang berkompeten ini berhasil adalah dengan menciptakan sebuah suasana pembelajaran yang nyaman, kondusif, menarik, dan menciptakan motivasi peserta didik agar mau mengikuti seluruh rangkaian pembelajarannya.

Cara membentuk sebuah proses pembelajaran ada beberapa strategi yang biasa digunakan oleh para guru yaitu dengan memberi pekerjaan rumah (PR). PR memang sudah biasa ada sejak jaman dahulu, karena dianggap membiasakan peserta didik agar disiplin waktu karena terdapat tenggat waktu yang diberikan, mengisi waktu luang dan mengurangi dampak negatif dari lingkungan. PR merupakan pekerjaan yang diberikan oleh guru biasanya dalam bentuk tertulis yang pengerjaannya diluar jam sekolah, PR ini berkaitan dengan materi pembelajaran yang ada di sekolah, dan digunakan untuk menguatkan pemahaman siswa tentang materi yang telah diberikan sebelumnya di sekolah. PR ini biasanya juga berisikan tentang latihan soal, hal ini diharap siswa dapat memperdalam materi dengan cara membaca ulang sebuah materi.

Sayangnya PR ini terkadang juga menjadi sebuah dilema bagi peserta didik, sebab bobot nilai yang diberikan untuk pekerjaan rumah ini tidak seberapa dibanding dengan penugasan lainnya. Ada yang menganggap bahwa PR ini menjadi beban karena terlalu banyak, dan orang tua yang tidak bisa membantu banyak, dan pada akhirnya siswa harus mengerjakannya sendiri. Bahkan dengan adanya PR ini dianggap terlalu banyak menguras waktu siswa karena pelaksanaan sekolah yang kini berubah menjadi fullday school menjadikan siswa lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah ketimbang di rumah.

Polemik pemberian pekerjaan rumah (PR) pada siswa akan terus mengalami pro dan kontra. Disebutkan dalam buku " Reforming Homework : Practices, Learning and Polices" (Palgrave Macmillan, 2012) yang menyatakan Richard Walker yang merupakan psikolog pendidikan di Universitas Sydney memaparkan data yang menunjukkan bahwa di negara-negara yang siswa-siswanya menghabiskan waktu lebih banyak untuk menyelesaikan pekerjaan rumah, siswa-siswa tersebut memiliki nilai yang lebih rendah ketika melakukan tes standar yaitu Program Penilaian Siswa Nasional atau yang biasa disebut dengan PISA. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Zahrah, Nurfadhillah (2020) yang dilakukan di SMA Negeri 3 Parepare terkait dampak pemberian Pekerjaan Rumah terhadap siswa menyatakan bahwa pekerjaan rumah bisa berdampak positif maupun berdampak negatif. 

Dampak positifnya yaitu adanya pekerjaan rumah dapat menambah motivasi siswa untuk belajar, membuat siswa lebih menguasai materi serta melatih rasa tanggung jawab dari siswa tersebut. Selain dampak positif, terdapat dampak negatif terkait pemberian pekerjaan rumah yaitu siswa bisa saja mengasosiasikan bahwa pekerjaan rumah sebagai beban, mengurangi waktu istirahat serta waktu untuk bersosialisasi. Adapun teori-teori yang mendukung asumsi bahwa adanya pekerjaan rumah malah menjadi beban bagi siswa-siswa. Dilihat dari aspek Ilmu Pendidikan terdapat beberapa teori yang relevan dengan asumsi tersebut yaitu :

Teori Beban Kognitif

Menurut teori beban kognitif, siswa memiliki kapasitas kognitif terbatas untuk memproses informasi. Pekerjaan rumah yang berlebihan atau tidak sesuai dengan kemampuan siswa dapat mengakibatkan beban kognitif yang berlebihan. Hal ini dapat menghambat kemampuan siswa untuk mengasimilasi dan menerapkan pengetahuan dengan efektif. Guru perlu mempertimbangkan tingkat kesulitan tugas yang diberikan agar sesuai dengan kemampuan siswa.

Teori Motivasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline