Lihat ke Halaman Asli

Berbagi, Langkah Awal untuk Pendidikan yang Mumpuni

Diperbarui: 31 Desember 2020   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Education is the most powerful weapon which you can use to change the world” - Nelson Mandela -

Kunci utama pendidikan yang dapat mengubah dunia dimulai dari anak-anak yang berada di bangku sekolah. Tidak usah melihat yang lebih jauh, nawacita membangun pendidikan dari pinggiran pun tidak akan pernah bosan untuk dibicarakan di negeri ini.

Provinsi Riau, salah satu daerah yang terkenal dengan penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia. Namun sangat disayangkan jika sampai saat ini - tahun 2020, dikabarkan oleh Gubernur Provinsi Riau, Syamsuar bahwa 94 ribu anak putus sekolah dari berbagai jenjang pendidikan karena keterbatasan biaya.

Berbagai keperluan dari peserta didik pun di daerah itu belum sepenuhnya terpenuhi. Seperti seragam sekolah, alat tulis, buku, dan lainnya. Belum lagi bencana Covid-19 yang sejak Maret lalu menyebabkan merosotnya berbagai bidang khususnya ekonomi dimana pada akhirnya berdampak pada pendidikan itu sendiri.

Peliknya kondisi pendidikan tidak serta merta dapat kita senderkan kepada pemerintah saja. Melainkan sinergitas dari sesama yakni aksi para pemuda sebagai agent of change sangat diperlukan.

Komunitas 1001 Cita yang terbentuk pada Bulan Oktober 2019 hadir menjawab kekhawatiran tersebut. Komunitas 1001 Cita merupakan wadah bagi Generasi Z (Kelahiran Tahun 1995-2010) dalam meningkatkan partisipasi sebagai eksekutor pendidikan yang berkelanjutan.

Berbagai kegiatan telah dilakukan oleh komunitas ini dalam hal pendidikan. Mulai dari berbagi dalam bentuk uang, jasa sampai barang sekalipun. Seperti kegiatan amal edutour bertajuk Victory (Vacation and Education in One Journey) bersama anak-anak dari panti asuhan Al-Akbar yang dilakukan 8 Juli 2020 di Rumah Jamur Nando yang berada di Kecamatan Sail, Kota Pekanbaru, Riau. 

Kegiatan menyantuni anak-anak yatim piatu itu dilakukan dalam upaya pengajaran pendidikan kepada anak negeri dan juga pemberian bantuan berbentuk barang dan materi demi langkah pendidikan yang mumpuni. Senyum sumringah di saat kegiatan pun menjadi ungkapan saling berbagi kebahagiaan yang dilakukan.

Selanjutnya ada kegiatan berbagi bingkisan ketika bulan Ramadhan kepada masyarakat kurang mampu serta berbagi 1000 makanan berkah di setiap minggunya.

Tak hanya bergerak di Kota Pekanbaru. Komunitas yang didirikan oleh Harezia Rayhan dan Yurike Reza ini  juga telah merambah daerah-daerah sekitarnya seperti Kampar, Kuantan Singingi, dan Rokan Hulu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline