Disusun Oleh: Nur Faizatus Sholihah
Topik 1 --
Observasi Penghargaan dan Penghayatan terhadap Kebhinekatunggalikaan di SMAN 3 Surabaya
Secara bahasa, kebhinekatunggalikaan didefinisikan sebagai konsep yang menunjukkan bahwa Indonesia berbeda-beda dan beragam tetapi tetap satu jua. Konsep ini menginterpretasikan makna bahwa Indonesia memiliki berbagai macam keberagaman, mulai dari agama, suku, budaya, hingga bahasa, namun tetap menyatu dalam satu identitas nasional, yaitu Indonesia. Fakta ini memberikan bukti bahwa ada banyak sekali perbedaan yang dapat ditemui selama menjadi manusia Indonesia, tak lain adalah di lingkungan sekolah. Selama melaksanakan kegiatan praktik lapangan di SMAN 3 Surabaya, ditemukan berbagai macam keragaman yang nyata. Salah satunya adalah pada saat melakukan proses pembelajaran di kelas.
Pada saat itu, saya menemui berbagai macam suku yang menjadi ciri khas masing-masing peserta didik di kelas saya. Setidaknya ada dua suku yang mendominasi ruang kelas yang saya ajar, diantaranya adalah suku madura dan suku jawa. Hal ini dapat diamati secara langsung dari kebiasaan dan bahasa yang mereka gunakan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Kebiasaan dan bahasa adalah dua hal yang dapat mencirikan etnis suatu kelompok tertentu. Bagi peserta didik yang berasal dari madura, bahasa yang mereka gunakan memiliki nada yang cenderung lebih kuat daripada peserta didik yang berasal dari suku jawa. Logat yang mereka gunakan memberikan karakteristik kuat bahwa mereka berasal dari suku tersebut. Meskipun demikian, keragaman bahasa ini justru dapat memperkuat persatuan dan kesatuan mereka selama proses pembelajaran di kelas.
Dalam aspek keagamaan, di SMAN 3 sendiri juga memiliki berbagai macam kegiatan yang dapat memperkuat keragaman tersebut. Hal ini dapat diamati dari banyaknya aktivitas keagamaan yang dilakukan di SMAN 3 Surabaya. Setiap pagi sebelum memulai aktivitas pembelajaran di kelas, seluruh peserta didik diajak untuk membaca doa bersama sesuai dengan keyakinan masing-masing. Bagi peserta didik beragama Islam, diminta secara bergantian untuk memimpin kegiatan doa bersama tersebut dengan menggunakan microphone di ruang guru agar dapat didengarkan oleh seluruh penjuru di sekolahan ini. Hal ini dilakukan karena mayoritas peserta didik di sekolah tersebut didominasi oleh peserta didik dengan agama Islam sehingga doa bersama setiap pagi dilaksanakan secara agama Islam. Meskipun demikian, peserta didik dengan agama yang lainnya juga diberikan keleluasaan untuk menyesuaikan doa yang mereka yakini. Selain aktivitas tersebut, di SMAN 3 Surabaya juga memberikan fasilitas untuk memperkuat keragaman yang ada dalam segi keagamaannya. Wakil kepala sekolah bagian kesiswaan memberikan keleluasaan bagi seluruh peserta didik untuk mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari rohani Islam, rohani Kristen, rohani Hindu, dan lainnya sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Berbicara mengenai keragaman dan penghargaan sekolah dalam mengapresiasi keragaman ini, maka di SMAN 3 sendiri juga ditemui berbagai macam tanda ataupun simbol-simbol yang dapat menunjukkan bahwa mereka telah menunjung tinggi berbagai macam perbedaan. Hal ini tercermin dari adanya simbol burung garuda di setiap kelas, mulai dari ruang kelas yang digunakan untuk belajar hingga ruang rapat yang digunakan oleh Bapak/Ibu guru untuk menjamu tamu dan mendiskusikan segala aktivitas di sekolah. Selan itu, selama saya melaksanakan proses pembelajaran di ruang kelas, saya selalu menemui bahwa dinding-dinding yang ada di kelas tersebut selalu penuh dengan hiasan dan quotes yang berisikan serua untuk persatuan dan kesatuan akan keragaman yang ada di SMAN 3 Surabaya. Hal ini dapat menjadi simbol kuat bahwa pihak sekolah maupun anggota-anggota yang ada di dalamnya telah menjunjung tinggi segala perbedaan yang ada.
Di awal bulan November kemarin, sekolah juga melaksanakan kegiatan upacara untuk memperingati hari pahlawan nasional. Dalam kegiatan ini, sekolah mengajak guru, peserta didik, dan seluruh mahasiswa PPL untuk mengenakan pakaian adat daerah yang diinginkan. Banyak sekali peserta didik yang menggunakan kebaya dan pakaian dengan adat tertentu. Fenomena ini secara tidak langsung mengajak peserta didik untuk menghormati dan menghargai segala perbedaan yang ada di sekeliling mereka. Berikut dilampirkan beberapa dokumentasi pada saat memperingati hari pahlawan pada tanggal 10 November 2023.
Topik 2 --