Lihat ke Halaman Asli

Final Piala Dunia 2014 Jerman vs Argentina: Duel Penjaga Alunan Dapur Serangan

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Live On

ANTV / TV ONE / K-Vision

Senin, 14 Juli 2014

Pukul 02.00 WIB

PELATIH Argentina, Alejandro Sabella menyebut timnya butuh konsistensi emosi agar bisa terus termotivasi. Sementara arsitek Jerman, Joachim Loew menegaskan, timnya perlu penjaga keseimbangan agar tak kehilangan ritme permainan. Keduanya pun sepakat, butuh seorang pemain berpengalaman plus jenderal lapangan, yang bisa membuat suasana seperti itu kala kedua tim bertemu di partai final Piala Dunia 2014, di Estádio do Maracana, Rio de Janeiro, Senin (14/7) dini hari.

"Jelas, setiap pemain harus bekerja keras. Tapi tentu saja selalu ada katalisator di sana, dan dia adalah sosok pemain dengan level ketenangan tinggi, plus punya jiwa membara," ujar Loew, di Bild.de, kemarin. Seolah sepakat, Sabella mengaku tak bisa terlalu menggantungkan warna permainan pada sosok Lionel Messi saja.

"Leo (Messi-red) punya keterbatasan. Saya memiliki pemain yang pantas untuk menjaga area stabilitas atau konsistensi setiap gerak pemain di lapangan. Laga ini tak hanya sisi teknis, melainkan faktor pengalaman dan ketenangan. Saya punya itu pada diri Mascha," tutur Sabella.

Penegasan Sabella pada sosok bernama lengkap Javier Mascherano, memang berbeda dengan apa yang dilontarkan Loew. Der Trainer tersebut tak mengungkapkan secara riil. Namun, kalangan media di Jerman sepakat, persona yang dimaksud sang pelatih tentu saja gelandang Bastian Schweinsteiger.

Dua pemain senior tersebut juga dipastikan bakal saling berjibaku untuk mengamankan daerahnya masing-masing. Bahkan, bukan tidak mungkin mereka bakal head to head, karena posisi bermain yang saling berhadapan. Di tim Argentina, sepanjang Brasil 2014, Mascha lebih banyak difungsikan sebagai gelandang bertahan. Sementara Schweini, panggilan Bastian Schweinsteiger, tetap diposisikan sebagai breaker. Tak pelak, melihat fungsi tersebut, keduanya dipastikan bakal saling 'baku hantam'.

Fungsi keduanya tak hanya di sisi teknis, melainkan juga di area motivasi. Mereka dianggap mampu mengangkat moral para pemain. Status sebagai pemain senior, memberi keduanya pengaruh yang besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline