Lihat ke Halaman Asli

Basis Karakter sebagai Solusi Pendidikan

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan sebagai faktor kemajuan sebuah bangsa sudah menjadi aksioma. Sebuah bangsa yang menjadikan pendidikan sebagai prioritas pertama akan mengalami peningkatan sumber daya manusia dan berujung pada peningkatan pengelolaan sumber daya alam yang ada. Namun bila pendidikan dikesampingkan maka akan terjadi yang sebaliknya, primitivisme kehidupan sosial. Begitulah pentingnya pendidikan bagi kehidupan berbangsa dan bertanah air.

Namun yang menjadi pertanyaan, berbagai olimpiade science tingkat Internasional telah banyak diraih. Tiga tahun lalu, lulusan strata 1 tercatat mencapai 200.000 lulusan perguruan tinggi -sesuai dengan data Departemen Pendidikan Nasional, belum mampu memperbaiki kesejahteraan bangsa. Apakah pintar saja sudah cukup?? Tentu jawabannya adalah tidak. Ternyata pendidikan yang hanya berbasis penilaian kognitif peserta didik saja belum mampu menjawab kebutuhan bangsa. Perlu ada penekanan di sisi lain agar pendidikan berjalan linier dengan kebutuhan yang ada. itulah pendidikan berbasis karakter.Pendidikan yang dijalankan pada penekanan terhadap penumbuhan karakter positif pada peserta didik. Sehingga faktor kognitif tidak menjadi bumerang karena kelemahan karakter peserta didik.

Mungkin ini yang melatarbelakangi kenapa semakin banyak orang pintar maka semakin banyak tindak korupsi, semakin banyak kelulusan maka semakin banyak pengangguran, dan lain sebagainya. Karena karakter yang terbentuk tidaklah memadai sesuai dengan keilmuan yang ia miliki. Sehingga ilmu yang diharapkan keberkahannya justru menjadi alat yang licik untuk meraup keuntungan pribadi.

Karena begitunya pendidikan berbasis karakter ini, membuat pendidikan ini harus dilaksanakan sejak dini. Sejak saat bangku sekolah dasar, kemudian bertambah kuat ketika di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Karena saat inilah sosok remaja masih mencari jati diri, dan karakter yang disuguhkan mampu menjadi opsi kuat sebagai pilihan peserta didik. Salah satu sarana dikalangan pelajar yang mampu menyuguhkan pendidikan bebasis karakter adalah Mentoring. Program Mentoring sudah menjadi trend di sekolah-sekolah ternama. Karena sudah mampu menjawab kebutuhan pembentukan karakter positif pada peserta didik. Bila karakter kuat maka segala kebutuhan masyarakat dan bangsa akan dapat tertangani. Bangsa pun tak terlalu mengkhawatirkan tindak korupsi, karena karakter positif telah tertanam pada generasi penerus bangsa.

M. Nurfadli

Pengurus Forum Kerjasama Alumni Rohis (FKAR) Bandar Lampung




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline