Monitoring sistem fisiologis seperti tenapan darah, oksigenasi darah, tegangan darah, suhu tubuh, dan frekuensi jantung.
Monitoring sistem fisiologis seperti tenapan darah (SpO₂), oksigenasi darah (SaO₂), tegangan darah (BP), suhu tubuh, dan frekuensi jantung dapat dicapturasikan dengan menggunakan wearable technology. Beberapa contoh tekhnologi yang dapat digunakan untuk monitoring sistem fisiologis antara lain:
- Biosensor Module MAX3100: Digunakan untuk membaca tingkat tenapan darah dan frekuensi jantung.
- Body Temperature Sensor DS18B20: Digunakan untuk mengukur suhu tubuh.
- Humidity Sensor: Digunakan untuk mengukur kelembaban udara.
- Smartphones dan perangkat elektronik lainnya yang dapat mengintegrasikan sensor dan aplikasi untuk monitoring sistem fisiologis.
Monitoring sistem fisiologis dengan wearable technology memungkinkan medis, atlet, dan pelatih untuk mengoptimalisasi kinerja, mengidentifikasi masalah, dan mengurangi risiko cedera.
Tracking posisi badan dan gerakan secara real time.
teknologi tracking posisi badan dan gerakan secara real time dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam dunia olahraga untuk memantau gerakan atlet dan meningkatkan kinerja mereka. Teknologi ini dapat digunakan dalam berbagai macam aplikasi, seperti analisis gerakan, pelatihan virtual dan augmented reality, serta sistem deteksi luka dan trauma secara otomatis. Dalam keseluruhan, teknologi tracking posisi badan dan gerakan secara real time dapat membantu pelatih dalam menganalisis gerakan atlet, memprediksi prestasi atlet, dan mengembangkan alat dan perangkat yang membantu atlet dalam melatih dan mengoptimalkan kinerja.
Analisa data sensor untuk mendeteksi kondisi fisik dan mentala atlet.
Analisis data sensor untuk mendeteksi kondisi fisik dan mental atlet dapat dilakukan dengan menggunakan wearable technology yang terintegrasi dengan perangkat lunak yang membantu dalam pengolahan dan interpretasi data. Contoh sensor yang sering digunakan untuk mendeteksi kondisi fisik atlet termasalah:
- Sensor tenapan darah (SpO₂): Memantau persentase tenapan darah atlet.Sensor oksigenasi darah (SaO₂): Memantau konsentrasi oksigen dalam darah atlet.
- Sensor tegangan darah (BP): Memantau tekanan darah atlet.
- Sensor suhu tubuh: Memantau suhu tubuh atlet.
- Sensor frekuensi jantung: Memantau frekuensi jantung atlet.
Sementara itu, untuk mendeteksi kondisi mental atlet, bisa menggunakan metodologi seperti:
- Analyze sentiment: Melakukan analisis terhadap reaksi atlet terhadap situasi dan stress.
- Monitoring aktivitas: Merencanakan dan menganalisis aktivitas atlet seperti durasi training, waktu libur, dan waktu tidur.
- Monitoring stres: Mengidentifikasi stres atlet melalui analisis biometrika seperti tenapan darah, tegangan darah, dan frekuensi jantung.
- Analisis data sensor ini memungkinkan pelatih dan atlet untuk mengoptimalkan kinerja, mengidentifikasi masalah, dan mengurangi risiko cedera.
Perangkat pelatihan virtual dan augmented reality (VR/AR).
Teknologi perangkat pelatihan virtual (VR) dan augmented reality (AR) telah mengalami perkembangan pesat dan digunakan dalam berbagai bidang, termasuk dalam dunia olahraga. Beberapa penelitian telah menyoroti penggunaan VR dan AR dalam konteks pendidikan, kedokteran, dan pengalaman belanja. Dalam konteks olahraga, VR dan AR dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman latihan yang lebih imersif, memungkinkan atlet untuk berlatih dalam lingkungan virtual yang menyerupai kondisi nyata. Selain itu, teknologi ini juga dapat digunakan untuk analisis gerakan atlet dan pengembangan strategi melalui simulasi situasi pertandingan. Meskipun demikian, beberapa kendala seperti kebutuhan komputasi yang tinggi dan keterbatasan dalam interaksi 2D masih perlu diatasi untuk memaksimalkan manfaatnya dalam konteks olahraga.
Sistem deteksi luka dan trauma secara otomatis.