Lihat ke Halaman Asli

Nur Eka Sari

Guru Bahasa Jawa

Refleksi Terbimbing-Budaya Positif Guru Penggerak Angkatan 4

Diperbarui: 15 Desember 2021   04:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1.4.a.6.1 Refleksi Terbimbing - Budaya Positif -- Nur Eka Sari -- CGP Angkatan 4 - Brebes

Pemahaman saya mengenai beberapa konsep di modul 1.4 IsnyaAllah cukup tetapi harus terus dipelajari supaya mendarah daging sebagai bekal diri sebagai pedoman dalam membimbing murid menjadi murid yang merdeka, murid yang berprofil Pancasila. 

Hal yang menarik dan di luar dugaan bagi saya yakni mengenai lima posisi kontrol guru diantaranya adalah 'guru sebagai penghukum' hal ini seperti bertolak belakang dengan apa yang sudah dipelajari sebelumnya mengenai pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah menuntun dengan nilai-nilai luhur tanpa ada paksaan. 

Posisi kontrol lainnya yaitu pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, dan manager. Hal tersebut disajikan dalam kasus-kasus yang menarik yang dapat kita bahas bersama, sehingga kita menemukan benang merah sebagai hasil dari diskusi yang kita laksanakan. 

Lima Posisi Kontrol merupakan suatu model disiplin yang berpusat pada murid, yang dikembangkan oleh Diane Gossen dengan pendekatan Restitusi.

Pengalaman saya dalam menggunakan konsep disiplin positif yakni tidak jarang terjadi ketika dalam pembelajaran menemui anak yang ternyata terlihat malas, ngantuk, tidak bersemangat. 

Selain itu, biasanya murid-murid yang terkadang cerita sendiri ketika pembelajaran (tidak fokus); rambut, seragam, dan sepatu yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah. 

Hal tersebut baisanya saya tangani dengan memposisikan diri sebagai manajer di mana posisi manager menguatkan karakter murid supaya dapat mengevaluasi diri menjadi pribadi yang lebih baik dengan tetap berpaku bahwa guru memfasilitasi murid dan menuntun.

Sebelum saya mempelajari modul ini mengenai konsep restitusi, saya sudah pernah menerapkannya dalam menghadapi permasalahan murid. Ketika itu ada siswa yang bisa dibilang pintar dan sangat rajin serta antusias sekali dalam pembelajaran. 

Namun, beberapa hari, minggu, bulan keaktifan dan keantusiasan murid tersebut turun drastis. Seperti tidak ada semangat belajar. Saya sebagai guru mencoba memanggil dan berdiskusi bersama di ruang Konseling. ternyata memang ada yang mendasari mengapa dia bersikap tidak seperti biasanya. Dia ada masalah intern dengan keluarganya.  

Tipe anak tersebut adalah tipe anak yang terganggu psikologisnya ketika mendapatkan sebuah masalah. Setelah beberapa kali kami berdiskusi akhirnya saya dapat menyimpulkan bahwa kebutuhan yang diperlukan murid tersebut saat ini adalah kebutuhan rasa cinta kasih sayang, perhatian, dan motivasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline