Lihat ke Halaman Asli

Kompilasi

Diperbarui: 7 April 2023   02:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Urgent, terbalut kecepatan waktu yang terus bergerak
Tatanan yang terbentuk tercerai berai mengikuti paradigma
Kebakuan menjadi hal yang sulit tertata dalam satu visi.

Setiap kala muncul filsuf palsu membawa filosofi yang tumpah ruah menyesatkan.

Cibiran, pujaan menyatu membutakan
Hilir mudik dogma bergantian menyatakan kebenaran
Tiada yang kalah atau pun pemenangnya, hanya caci maki dan pemuas diri dalam kekuasaan.

Hingga kapan semua ini terjadi?
Kami hanya butuh damai, butuh ketenangan sebagai manusia yang berhak atas kehidupan
Tanpa harus ditunggangi atas nama hak yang menginjak.

Perseteruan akan kah terhenti?
Kapankah semua bersatu dalam visi yang sama,
Melakukan kompilasi apakah suatu keniscayaan.

Hanya berharap tanpa suara, karena suara sudah tercekat
Hanya bermimpi tanpa arti, karena mimpi telah tergadaikan.

Tangerang Selatan, 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline