Lihat ke Halaman Asli

Membangun Budaya Positif

Diperbarui: 26 Oktober 2022   03:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pri

Disiplin identik dengan aturan dan sanksi

Ki Hajar Dewantara menuturkan Belajar merdeka itu berarti merdeka atas diri sendiri. Merdeka dalam menentukan minat dan bakat membangun budi pekerti mempertahankan kearifan lokal dan menyelaraskan dengan berkembangan zaman.

Proses membangun budaya positif terbentuk dari disiplin positif yang diterapkan melalui konsep kontrol diri dan segitiga restitusi. 

Disinilah peran guru yang harus tergerak menerapkan kemandirian, reflektif, kolaboratif serta keberpihakan kepada murid sehingga dapat menggerakan sesuai dengan perannya dalam mengimplementasikan dan mengimbaskan budaya positif melalui paradigma ikuiri dengan konsep BAGJA dalam mewujudkan visi membentuk profil Pelajar Pancasila.

Bagaimana membangun budaya positif melalui disiplin?

Jika kita memaknai bahwa disiplin merupakan proses perubahan perilaku seseorang dalam mengontrol dirinya sehingga tercapailah tujuan-tujuan mulia dengan nilai-nilai kebajikan. Melalui disiplin positif guru selaku pendidik memposisikan diri sebagai manajer untuk mempengaruhi motivasi Ekstrinsik. 

Sementara konsep yang diterapkan untuk membangkitkan kesadaran dan keyakinan diri siswa dengan mempengaruhi motivasi instrinsik melalui segitiga restitusi. 

Motivasi yang dibangun berdasarkan kesadaran dan keyakinan akan berdampak lama. Berbeda halnya motivasi saat bertindak untuk menghindari hukuman atau untuk mendapatkan penghargaan. 

Motivasi untuk menghindari hukuman dan atau untuk mendapatkan penghargaan timbul karena keterpaksaan dan keharusan hal ini akan berdampak sementara bahkan akan mematikan karakter yang sudah tumbuh kembang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline