Strategi politik Tiongkok untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan kaya enerji Timur Tengah semakin nyata,kesuksesan Beijing dimulai sejak berhasilnya rejim komunis Tiongkok pimpinan Presiden Xi Jin Ping berhasil memulihkan hubungan antara negara di Kawasan Timur Tengah yang telah berseteru lama hasil rekayasa Amerika Serikat(AS).Kesuksesan Beijing memulihkan hubungan Iran dengan Arab Saudi disusul normalisasi hubungan Suriah dengan negara-negara Arab lainnya sehingga Damaskus aktif kembali di Liga Arab bersamaan tergusurnya pengaruh AS dari kawasan Timur Tengah suatu strategi politik Beijing sangat penting yang tentu saja menjengkelkan AS dan Zionis Israel.
Presiden Tiongkok,Xi Jin Ping semakin berpengaruh di Timur Tengah dengan keberhasilannya memediasi perdamaian antara berbagai faksi kelompok pejuang kemerdekaan Palestina yang sudah lama juga berteru walaupun menghadapi musuh yang sama,Zuionis israel.Kesuksesan serupa Beijing raih kembali pada hari Selasa 23 Juli 2024 disaat rejim komunis terbesar dunia itu berhasil memediasi faksi-faksi pejuang kemerdekaan Palestina di Beijing.
Terkait hal itu pejabat senior Hamas(Harakat al muqawwamu al Islamiyyah),Musa Abu Marzuk ,dan perwakilan dari faksi Fatah Mahmud Al Aloul bersama 12 wakil dari berbagai faksi pejuang kemerdekaan Palestina lainnya menyepakati suatu perjanjian damai di Beijing.
Kesepakatan tersebut meliputi nasib wilayah Palestina sesudah berakhirnya perang,dan faksi-faksi pejuang kemerdekaan Palestina menyetujui pula pembentukan suatu pemerintahan yang terdiri dari berbagai faksi tersebut di negara Palestina merdeka dan berdaulat di jalur Gaza,tepi barat dengan Yeruzalem sebagai ibukotanya.
Perdamaian yang dimediasi Tiongkok tersebut dikecam keras oleh Zionis Israel yang juga menjengkelkan Gedung Putih.Peran AS yang selama ini begitu signifikan di kawasan Timur Tengah kini mulai tergusur oleh Tiongkok yang semakin hari justru semakin signifikan pengaruhnya di kawasan kaya enerji Timur Tengah.
