Lihat ke Halaman Asli

Nurdin

Guru Sejarah

Spanyol Penggalang Pengakuan Kemerdekaan Negara Palestina

Diperbarui: 3 Mei 2024   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perdana Menteri(PM)Spanyol,Pedro Sanchez setetah mengkampanyekan kometmen bersama pemimpin negara EU lainnya seperti Irlandia,Malta,Slovenia bulan Maret 2024 lalu,kini pemimpin kerajaan Spanyol tersebut melakukan tournya dalam rangka mengajak negara-negara lainnya untuk mengakui kemerdekaan negara Palestina.Dalam tournya PM Spanyol,Pedro Sanchez akan menyempatkan dirinya singgah di berbagai negara EU dan bertemu dengan pemimpin negara yang dikunjunginya untuk membicarakan agenda terkait  pengakuan kemerdekaan negara Palestina.

PM.Kerajaan Spanyol ,Pedro Sanchez tersebut diperkirakan akan bertemu dengan PM.Kerajaan Belgia.Alexander  De Croo,PM Portugal Luis Montenegro sebagaimana dikatakan oleh juru bicara(Jubir)kerajaan Spanyol ,Pilar Algria .Kunjungan pemimpin tertinggi kerajaan Spanyol tersebut terkait penggalangan  bagi pengakuan kemerdekaan negara Palestina dari penjajahan Zionis israel sesuai dengan solusi dua negara gencar dilakukan menjelang KTT Europa tanggal 17 -18 April  2024.

Upaya serupa juga telah dilakukan oleh kerajaan Norwegia ,yang akan mengakui kemerdekaan negara Palestina.Bahkan para elite Kerajaan Norwegia tersebut berencana untuk bertemu langsung dengan para petinggi politik HAMAS (Al Harakat al Muqawwama al Islamiyyah)untuk mempercepat penyelesaian komflik antara Zionis Israel dengan Palestina.PM.Kerajaan Norwegia ,Jonas Gahr Store mengatakan bahwa HAMAS bukan organisasi teroris melainkan salah satu organisasi perjuangan bagi kemerdekaan bangsa Palestina dari penjajahan Zionis Israel.

Pernyataan PM Kerajaan Norwegia Jonas Gahr Store  tersebut menimbulkan kemarahan rezim Zionis israel pimpinan PM.Benyamin Netanyahu ,sebagaimana murkanya terhadap penggalangan bagi pengakuan kemerdekaan negara Palestina yang dilakukan oleh PM kerajaan Spanyol Pedro Sanchez bersama Irlandia,Malta dan Slovenia.Memang negara Palestina sudah diakui oleh 140 negara anggaota PBB,namun sejak tahun 2011 negara palestina  hanya sebagaai negara pengamat(observer) di PBB .Dalam konteks inilah resolusi yang diajukan oleh Al Jazair di DK-PBB bagi keanggotaan penuh Palestina di PBB sekiranya tidak di veto  oleh AS tanggal 18 April 2024 tentu saja negara Palestina sudah menjadi anggota penuh di PBB.Sebagaimana diketahui ,bahwa Palestina sejak tahun 2012 mengajukan permohonan untuk menjadi anggota penuh di PBB,tetapi selalu digagalkan oleh veto Gedung Putih sebagai pendukung utama Zionis israel.Karenanya AS memang tidak bisa dipercaya ,Gedung Putih tidak bisa netral jika terkait masalah Zionis Israel -Palestina,siapapun presiden AS yang menghuni Gedung Putih  tetap mendukung kepentingan Zionis israel dan menolak keanggotaan penuh Palestina di PBB.

Akan tetapi Amerika Serikat(AS)sebagai pendukung utama rezim Zionis israel memveto resolusi tersebut  kendatipun sudah 12 negara anggota DK-PBB ,sehingga impian Palestina untuk menjadi anggota penuh di PBB belum terealisasikan.Langkah AS yang memveto resolusi keanggotaan penuh Palestina di PBB mendapat kutukan dari  140 negara anggota PBB yang sudah lama mengakui negara Palestina.Gedung Putih memang tidak bermoral dan kemunafikannya semakin diperlihatkan secara tranparan kepada masyarakat internasional.Disatu pihak AS mendukung solusi dua negara,dan bersama beberapa negara Arab sedang menyusun proposal bagi pembentukan negara Palestina merdeka,tetapi dipihak lain AS terus memasok mesin perangnya kepada Tel Aviv serta menolak gencatan senjata permanen di jalur Gaza.

Kemunafikan AS tersebut sekarang menyebabkan merebaknya aksi unjuk rasa di berbagai kampus terkemuka di seantero AS,tetapi sangat disayangkan tindakan brutal pihak kepolisian negara yang mengaku sebagai pelopor demokrasi yang menjunjung tinggi hak berekspresi dan Hak asasi manusia(HAM)justru berbanding terbalik dengan tindakan yang dilakukannya terhadap para  pengunjuk rasa mahasiswa pro-Palestina .Tindakan brutal pihak kepolisian AS di berbagai kampus itu sejauh ini dengan menangkapi 1600  mahasiswa pro Palestina dianggap tidak proporsional,ujar Volker Tuerk Komisaris tinggai HAM PBB.

Bagaimanapun upaya untuk membungkam aksi pro Palestina yang terjadi diberbagai kampus terkemuka AS,serta aksi serupa yang semakin meluas diberbagai negara lainnya namun perjuangan bangsa Palestina justru semakin mendapat dukungan dari berbagai negara diseantero Amerika Serikat,Amerika Tengah , Amerika Selatan,Eropa,Asia dan Afrika .Cuma AS dan beberapa negara sekutunya saja yang masih enggan menempuh jalan legal sesuai hukum internasional untuk mengakui kemerdekaan negara Palestina.Namun demikian betapapun kokohnya Zionis israel dan Gedung Putih ,karena berbagai tekanan domistiknya dan tekanan internasional yang semakin kuat itu pada akhirnya kemerdekaan negara Palestina tidak bisa dihentikan lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline